BANDUNG, JMI -- Dokter residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)
ditangkap usai melakukan pemerkosaan terhadap anak pasien di RSHS. Sebelum
ditangkap, dokter bernama Priguna Anugerah P sempat nekat akan akhiri hidup.
Dirreskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan mengatakan, pelaku ditangkap di
apartemennya yang berada di Kota Bandung lima hari setelah pelaku melakukan
aksi bejatnya. Diketahui, aksi bejat itu dilakukan pelaku pada Selasa, 18 Maret
2025 lalu.
Surwan menyebut, saat tersangka mengetahui korban melaporkan perbuatannya ke
Polda Jabar, Priguna sempat melakukan percobaan bunuh diri.
"Ditangkap di apartemen, pelaku sempat mau bunuh diri juga, sempat
memotong mencoba memotong nadi," kata Surawan di Mapolda Jabar, Rabu
(9/4/2025).
Upaya nekat yang dilakukan Priguna berbuntut panjang. Dia pun sempat dirawat di
rumah sakit akibat aksi nekatnya itu.
"Sempat dirawat, setelah dirawat baru ditangkap," ujarnya.
Menurut Surawan, modus yang dilakukan pelaku mengambil darah korban karena
kondisi sang ayah kritis.
"Dalih pelaku ambil darah, karena ayahnya kritis jadi darah anaknya
saja," tuturnya.
Menurut Surawan, aksi pelecehan seksual yang dialami korban terjadi usai pelaku
mengambil darah dari tangan korban. Pelecehan seksual itu dilakukan di gedung
MCHC lantai 7 RSHS Bandung pada Tanggal 18 Maret 2025 pada pukul 01.00 WIB.
"Enggak tahu tujuannya apa, lalu dibawa ke ruangan itu, setelah ambil
darah dan kejadian itu," pungkasnya.
Kekecewaan RSHS
RSHS Bandung menyatakan kekecewaannya setelah salah satu calon dokter yang
menjalani pendidikan profesi di rumah sakit tersebut tersandung kasus kriminal.
Kejadian ini dianggap tidak hanya mencoreng nama baik institusi, tetapi juga
dunia pendidikan kedokteran.
Dirut RSHS Bandung Rachim Dinata Marsidi mengaku sangat kecewa dengan tindakan
pelaku. Menurut Rachim, perbuatan kriminal tidak bisa ditolerir dan yang
bersangkutan telah dikeluarkan dari rumah sakit sebagai calon dokter spesialis.
"Jelas lah (sangat kecewa), itu kan kalau sudah ke kriminal," kata
Rachim saat dihubungi, Rabu (9/4/2025).
Unpad Buka Suara
Universitas Padjadjaran (Unpad) angkat bicara terkait dugaan pemerkosaan yang dilakukan dokter residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Unpad. Dugaan pemerkosaan terjadi di RSHS Bandung.
"Unpad dan RSHS mengecam keras segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan
seksual, yang terjadi di lingkungan pelayanan kesehatan dan akademik,"
kata Dekan FK Unpad Yudi Hidayat dalam keterangan tertulis yang diterima
detikJabar.
Yudi menegaskan jika pihaknya dan RSHS akan terus mengawal kasus ini. Tindakan
tegas akan diambil Unpad.
"Unpad dan RSHS berkomitmen untuk mengawal proses ini dengan tegas, adil,
dan transparan, serta memastikan tindakan yang diperlukan diambil untuk
menegakkan keadilan bagi korban dan keluarga serta menciptakan lingkungan yang
aman bagi semua," ungkapnya.
sumber: detik.com
0 komentar :
Posting Komentar