JMI.Com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengancam kemungkinan tarif baru sebesar 10% untuk barang-barang China, sebuah langkah yang dapat memicu kembali perang dagang dan meningkatkan ketegangan antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Baik AS dan China berada dalam persaingan untuk mendapatkan pengaruh global. Washington menekankan aliansi keamanan sedangkan Beijing memanfaatkan dominasi ekonominya yang kuat dan berpengaruh.
Diketahui bahwa perusahaan-perusahan AS sangat bergantung pada hasil produksi China hal ini dikarenakan barang-barang yang diproduksi AS menggunakan bahan baku yang diimpor dari China.
China berani memberi harga murah karena ongkos produksi di negara tirai bambu itu relatif murah.
"Jika Amerika Serikat memutuskan hubungan dengan China, hal itu akan sangat merugikan bagi perekonomian AS dan warga negara Amerika," kata Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong kepada para pelajar dalam sebuah dialog pada awal pekan ini, seperti dikutip The Straits Times, Jumat (24/1/2025).
Lebih lanjut Wong khawatir China keberatan atas keputusan Trump menaikan tarif 10% atas barang-barang dari China.
Lawrence Wong juga menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara Asia Tenggara dalam menjaga hubungan netral dengan AS dan China. Wong mengatakan bahwa Singapura tidak akan memihak salah satu blok baik itu blok AS dan Blok China. Ia juga menegaskan Singapura juga tidak akan mempengaruhi negara-negara Asia Tenggara memilih blok-blok yang mungkin akan terjadi.
Lebih lanjut Wong mengingatkan jika terjadi perpecahan menjadi dua blok dan memaksa negara lain untuk bersekutu dengan salah satu negara adikuasa tersebut akan berisiko mendorong dunia "ke ambang perang dunia ketiga."
Disisi lain Wong berharap ketegangan dua negara adidaya itu segera berakhir, ia optimis karena sebenarnya ekonomi AS dan China memiliki ketergantungan yang mendalam.
"Sementara AS dan China terus bersaing dan melebarkan pengaruh yang mungkin dapat memicu peristiwa-peristiwa besar di dunia, negara-negara Asia Tenggara meski tidak pada tingkat yang sama seperti AS-China, dapat melakukan usaha-usaha untuk meminimalkan risiko terjadinya pemisahan atau konflik langsung," jelas Wong lebih lanjut.
"Kemudian, semoga kita dapat mengelola persaingan antara kedua negara adikuasa, menjaga perdamaian di dunia, dan kita masih dapat memiliki lingkungan yang cukup baik bagi kita untuk terus berkembang dan maju," tambahnya.
Wong juga mengatakan bahwa hubungan Singapura dan AS sangat erat dalam bidang kerja sama seperti pertahanan dan keamanan, energi nuklir, kolaborasi luar angkasa serta keamanan siber.
Pewarta: Bayu N'Plus
0 komentar :
Posting Komentar