Bang Jemi pusing tujuh keliling, gak tau musti gimana. Harga-harga kebutuhan pokok pada naik. Usahanya hanya warteg kecil-kecilan, modal pas-pasan. Cabe, bawang merah dan putih, beras dan lainnya harganya merangkak naik. Biasanya beli cabe 30 ribu sekilo sudah bisa bikin sambel secobek besar dan pastinya pedas, lha sekarang boro-boro 30 ribu dapet sekilo yang ada cuman beberapa biji bisa dihitung pake jari tangan dan kaki. Belum lagi bumbu-bumbu yang lain, pusing dah.
Mau menaikkan harga jual nasinya juga masih sangsi, ntar pada protes.
Ngurangi porsi juga takut pelanggan pada kabur. Apalagi si udin ojek pangkalan pasti demo didepan wartegnya kalo porsi berkurang, dia klo makan kayak orang belum makan seabad.
" Bang...bang....", teriak Lela istri Bang Jemi di dapur.
" Bawang merahnya kurang nih ", lanjut Lela.
" Ya udah apa yang ada aja, besok beli lagi. Tanggung beli sekarang, duitnya ntar buat beli gula", jawab Bang Jemi
" Makanya,,,mending harga kita naikkin aja, klo terus begini susah bagi-bagi duit untuk belanja, lama-lama warteg kita nih gulung tikar ", lanjut Lela.
" Widihhh bahasamu,,gulung tikar emang warteg kita semacam perusahaan ?", Jawab Bang Jemi.
" Udahlah,apa yang ada aja. Siapa tau ntar lagi harga-harga pada turun", lanjutnya sambil bersihin meja.
" Iya,nunggu lebaran monyet ! ", pungkas Lela.
" Ya gaklah, Presiden kita kan baru, menteri-menteri juga masih baru, pasti bisa kalo cuman ngendaliin harga kebutuhan ", jawab Bang Jemi.
meski gak yakin, yang sudah-sudah sih para "pembesar" saling lempar tanggung jawab, mentok-mentoknya hanya berjanji.
" Assalamualaikum, wah pagi-pagi sudah diskusi nih, kayak anggota dewan aja !", tiba-tiba Bakri pengangguran kelas berat yang rumahnya tak jauh dari warteg jumain.
" Waalaikumsalam ", jawab Bang Jemi.
" Eh, Bakri....kayaknya pagi-pagi datang mau bayar hutang nih ", sambungnya.
" Hutang gak seberapa aja dah ditagih ", tukas Bakri seraya tangannya membuka kaleng kerupuk lalu ngambil kerupuk.
" Gak seberapa gimana, hutang ya hutang, berapapun tetap hutang ", balas Bang Jemi.
" Lagian jangan banyak hutang, ntar repot bayarnya. Lebih baik lagi gak perlu berhutang klo gak perlu banget ", lanjutnya.
" Lahhh, negara kita aja banyak hutang, apalagi aku yang pengangguran ", jawab Bakri.
Itu sih lain soal ", tukas Bang Jemi.
" Tadi Bang Jemi bilang, hutang ya hutang jadi ya mau negara kek ato orang kek,ya sama aja dong. Jadi hutang itu hal yang wajar dan lumrah,,,juga wajib..hahahahaha ", celoteh Bakri.
Bang Jemi sewot, ngambil kain lap lalu nyelepet bahu Bakri. Bakri ngeles, ketawa ngakak.
" Nah, ini nih tukang niru, main slepet kyak capres cawapres kmaren !", seloroh Bakri.
Mereka berdua ngakak.
" Ada apa nih,seru banget ?", Tiba-tiba Wardi tukang bakso nyelonong masuk warteg.
" Itu tuh, Bang Jemi bergaya kayak capres cawapres kmaren, main slepet ", jawab Bakri.
Wardi nyengir trus duduk.
" Kopi,Bang Jemi ", seru Wardi.
" Gula gak ada nih, belum belanja", jawab Bang Jemi.
" Waduh masa warteg kehabisan gula ",
" Tadinya mau pergi beli gula, nunggu Bakri bayar hutang ", tukas Bang Jemi.
Bakri cuek pura-pura gak dengar.
" Masa minum kopi pahit ?, hidup sudah pahit. Semua pahit, apa rakyat kecil kayak kita ini memang hidupnya layak klo pahit ya ?", kata Wardi.
" Iya bener banget Kang Wardi ", jawab Bakri.
" Rakyat kecil gak ngaruh apa-apa ya di negara ini ", lanjut Wardi.
" Kata siapa gak ngaruh?. Kita ini ada pengaruh dan diperlukan ", celetuk Lela dari dapur.
" Iya diperlukan cuman saat pilpres, pileg dan pilkada. Setelah itu lewat dah ", tukas Wardi.
Sebenarnya semua rakyat sadar akan hal ini, tetapi kembali lagi pada soal yang kompleks. Money politics yang memang orang butuh duit, fanatisme pendukung yang membabi buta, dan celakanya ditunjang dengan rasa berdemokrasi yang rendah.
" Iya aneh juga ya,,,harga cabe naik tapi pemerintah kyaknya susah banget ya ngendaliin, padahal kan mudah urutan-urutannya distribusi ", sambung Lela.
" Yah Mpok, jangankan yang masih banyak jalur ini itu, lah orang nancepin bambu dilaut aja Pemerintah kagak tau. Padahal sepanjang itu, 30 kilometer. Saat pengerjaan kan pasti rame orang. Katanya ada petugas yang patroli di setiap perairan dan pantai !", tukas Wardi.
" Tinggal nyari kuli yang dulu nancepin trus diusut atas-atasnya kan beres ", sambung Bakri.
" Banyak siluman ternyata yak di Negeri kita ini. Segalanya susah mengInvestigasinya ", celetuk Wardi.
" Wah keren bahasamu, Investigasi,,,,hahahaha !", sahut Bakri.
" Semua itu gak segampang yang kamu bilang. Kalau ternyata Bossnya itu milyuner yang duitnya juga nyebar sana-sini ke pejabat pengambil keputusan, gimana dong ?,". celetuk Bang Jemi.
" Sudahlah, kita rakyat kecil berdoa aja,semoga ada orang-orang penting negeri ini yang lurus hati dan memikirkan bangsa dan negaranya," lanjut Bang Jemi.
" Aamiin.....!," kata mereka serentak.
Bayu N'Plus
0 komentar :
Posting Komentar