WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Pergantian Meron Dalam Haul Eyang Ndoro Pangeran Aryo Kusumo Desa Sumberjosari Karangrayung Selalu Menjadi Daya Tarik Tersendiri

GROBOGAN, JMI - Dalam rangka menyambut bulan Muharam 1446 H masyarakat Dusun Jajar Desa Sumberjosari Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan mengadakan acara Haul  Panjenenganipun Ndoro Pangeran Suryo Kusumo pada hari Kamis, 18/7/2024

Sebelumnya pada malamnya sebelum pelaksanaan kirab diadakan kegiatan dengan Jajar bersholawat  yang dihadiri ribuan pengunjung dari berbagaii daerah di Grobogan,tampak terlihat hadir adalah Wakil Bupati Grobogan H. Bambang Pujiyanto, M.Kes dalam Jajar Bersholawat yang dilanjutkan pada pagi harinya di Petilasan Ndoro Pangeran Suryo Kusumo di adakan sema,an Alqur,an bersambung dilanjut dengan kirab pusaka serta nyadran bancaan bareng, kirab sendiri di ikuti oleh ratusan peserta yang diawali dari  kediaman kadus Puryaji, dalam kirab sendiri adanya putri domas dengan aura paras wajah cantiknya yang dikawal para punggawa saat membawa pusaka diarak menuju petilasan dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 4km namun peserta kirab tetap semangat tak ada rasa lelah demi suksesnya acara. 
Hadir dalam Haul tersebut yaitu Kades Sumberjosari, Sumondo juga tokoh masyarakat dan perangkat desa setempat juga undangan dari para tokoh Sepuh. 

Pergantian kain meron sendiri di Petilasan Ndoro Pangeran Suryo Kusumo di lakukan satu tahun sekali saat Haul di laksanakan di pimpin langsung oleh juru kunci yang di bantu sesepuh desa serta tokoh masyarakat Jajar, suasana tampak hening dan sakral saat pergantian meron yang di iringi dengan gending kolosebo suasana terlihat kesakralannya itu yang menjadi daya tarik tersendiri. 
Sesepuh atau juru kunci petilasan(Mbah Siswo) atau ki Ahmadi menyampaikan bahwa petilasan Ndoro Pangeran Suryo Kusumo sudah ada ratusan tahun yang lalu bahkan dalam sejarah di yakini beliau adalah keturunan dari mataram Kraton Surakarta datang ke wilayah Jajar Sumberjosari Karangrayung dan sekitarnya dalam rangka menyiarkan agama islam, terbukti peninggalan beliau adalah adanya sanggar, langgar atau mushola  di sebelah utara petilasan tempat tersebut dulunya untuk tempat mengaji juga kegiatan ibadah, dan sudah menjadi tradisi adat masyarakat Jajar mengadakan nyadran, bancaan bersama di petilasan Ndoro Pangeran Suryo Kusumo setiap bulan Muharram, hal tersebut dilakukan bentuk rasa syukur atas segala limpahan rahmat rizqi yang di berikan Allah SWT. Jelas Ki Ahmadi
Sementara itu warga masyarakat Dusun Jajar Sumberjosari serta masyarakat sekitar setiap tahunnya sangat antusias di saat acara Haul di petilasan Eyang Ndoro Pangeran Suryo Kusumo dimana masyarakat sekitar meyakini bahwa beliau merupakan penyiar agama islam di wilayah Karangrayung dan kemungkinan juga di wilayah Grobogan serta maayarakat meyakini bahwa disaat punya hajat melalaui tawasul atau doa di petilasan beliau banyak hajat terkabulkan tapi sebagai umat islam kita tidak boleh terlalu percaya hal seperti itu semua adalah milik Allah berdoa dan meminta hanya kepada Allah SWT, kita hanya berdoa mendoakan semua para leluhur yang sudah berjuang memperjuangkan agama Allah serta berjuang dalam merebut kemerdekaan. Ujar Puryaji Kadus Dusun Jajar

Sementara itu anggota TNI Sertu Maryadi yang masih aktif bertugas di Koramil Karangrayung Kodim 0717 Purwodadi merupakan sosok pemerhati situs makam-makam leluhur, Sertu Maryadi sendiri juga selalu ikut menjaga memelihara, memperhatikan petilasan Eyang Ndoro Pangeran Suryo Kusumo, kepada awak media Sertu Maryadai menyampaikan, bahwa kegiatan Haul ini setiap tahunnya terus ada peningkatan terutama setelah 2 tahun ini kita adakan kirab. Ujar Sertu Maryadi

Alhamdulillah tadi warga masyarakat yang ikut nyadran, bancaan di Petilasan Eyang Ndoro Pangeran Suryo Kusumo mendapat lauk sayur gule kambing,kesemuanya adalah bentuk kebersamaan saling berbagi,menurut pegamatan tahun ini masyarakat yang ikut Haul nyadran lebih banyak. 
Sertu Maryadi juga menceritakan adanya sumber mata air yang ada di samping kiri petilasan, bahwasanya sebelumnya Sertu Maryadi mendapat perintah petunjuk untuk membuat lobang sedalam tujuh meter dan di situ terlihat ada sumber mata air jernih, singkatnya  kemudian Sertu maryadi bersama warga melakukan penggalian tanah, ternyata tidak semudah yang kita bayangkan waktu dalam mimpi, pekerjaan penggalian kita lakukan berkali-kali bahkan sempat kita pasukan berbagai unsur alam serta melakukan doa atau istilah orang Jawa adalah ritual  Alhamdulillah Allah memberikan sumber mata air dan hingga saat ini sumber mata air tersebut dinamakan Tirto Kahuripan tentunya saat mengambil air di sini harus berwasilah dan berdoa terlebih dahulu. Pungkasnya

Pewarta:Heru gun
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

MOU dengan perusahaan Dubai, PERUMDA Tirta Rangga Subang Suplai Air ke pelabuhan Patimban

SUBANG, JMI– Badan usaha milik Daerah (BUMD ) Perumda Tirta Rangga Subang  (TRS) melaksanakan MoU sengan perusahaan Dubai, Uni ...