WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Napak Tilas di Makam Ki Truno joyo Dalam Pemasangan Kain Kafan Serta Legenda Cerita Seiring Dengan Perkembangan Zaman

GROBOGAN, JMI - Sebuah makam yang berada di Dusun Sumber Barat Desa Sumberjosari kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Kawa Tengah sudah ada  keberadaanya sejak ratusan tahun silam bahkan sebelum masa kolonial Belanda maupun pada zaman kolonial Jepang,makam tersebut kini di yakini dan di percaya oleh masyarakat setempat bahwa Ki Truno Joyo merupakan sebagai tokoh yang pernah berjasa kepada masyarakat Karangrayung dan Sekitarnya pada era waktu itu, Makam Ki Truno Joyo berada di sebelah selatan sendang krapyak dan sebelah utara makan kerkop Belanda, letak Makam Ki Truno Joyo paling tinggi diantara Makam lainya yang ada di sekitar Sumber Barat.

Berbagai versi maupun cerita dari warga masyarakat sumber, beliau adalah termasuk seorang pertapa sakti dengan kekuatan dan kemampuannya beliau meminta memohon agar daerah di sekitar di berikan sumber mata air karena sangat dibutuhkan warga masyarakat yang mengalami kekeringan hebat dan luar biasa pada masa itu beliau Ki Truno Joyo merupakan orang pertama di daerah Karangrayung pada saat itu di berikan kekuatan oleh sang Pencipta (Allah SWT) dengan dikabulkan hajat dan permintaannya dan munculah mata air yang dinamakan sendang krapyak hingga saat ini sumber mata air tersebut masih di gunakan warga masyarakat sumber. 
Apapun mengenai Makam Ki Truno Joyo mari kita bersama bisa belajar bareng memiliki kesadaran untuk nguri-nguri sejarah dan budaya diantaranya dalam bentuk istiqomah menjaga kontinuasi perhatian terhadap Makam para leluhur termasuk Ki Truno Joyo ini. 

Kebudayaan Indonesia berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain termasuk masyarakat Jawa, tradisi merupakan bagian penting darin kebudayaan pendukung masyarakat dan berperan memperkuat adat istiadat dan tradisi sebagaimana fungsinya terhadap masyarakat. 

Adanya beberapa versi mengenai asal muasal dari makam Ki Truno Joyo yang berada di sumber Barat Desa Sumberjosari sendiri, bahkan setelah kami menggali,mencari dan meminta penjelasan baik dari trah turun maupun tokoh masyarskat, bahwa Ki Truno Joyo di sini bukan Truno Joyo Panembahan maduretna panatagama dari madura yang pernah memimpin pemberontakan terhadap kasultanan Mataraman, nama bisa sama tetapi untuk silsilah jelas berbeda. Jelas tokoh masyarakat yang enggan disebut namanya
Hari ini merupakan tonggak bersejarah Makam Ki Truno Joyo setelah diadakan renovasi rehab Makam dan juga setelah di adakannya pertemuan guna untuk menyamakan penyamaan antara beberapa pihak baik keluarga trah turun, sesepuh dan tokoh masyarakat,pada poinnya menghasilkan sebuah keputusan yang menyejukkan bagi semuanya,bahwa Haul Ki Truno Joyo disepakati diadakan Haul setiap tahunnya pada tanggal 13 Asyuro atau 13 Muharram , penetapan Haul sendiri di warnai dan ditandai dengan diberikannya kain meron putih yang meghiasi keberadaan makam, kesepakatan Haul sendiri di umumkan dan di sampaikan saat kegiatan pada hari ini Minggu, 21/7/2024

Dimakan Ki Truno Joyo ada sebuah tradisi ritual unik yaitu tape godok dimana para peziarah datang membawa tape yang berasal dari beras bukan dari ketan dan tradisi ini berbeda dengan tradisi di daerah lain. 
Sertu Wijaya Trah Truno Joyo

Sementara Sertu Maryadi yang aktif berdinas di Koramil 14 Karangrayung kodim 0717 Grobogan juga aktif sebagai pemerhati budaya menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar trah Truno Joyo juga masyarakat Sumber Barat serta rekan-rekan semua yang sudah meluangkan waktunya dalam kegiatan penataan merenovasi Makam Ki Truno Joyo, meski masih terlihat sederhana akan tetapi secara perlahan kami yakin apa yang menjadi harapan kami bersama rekan-rekan serta para pihak-pihak yang dengan ikhlas ikut nguri-nguri Makam para leluhur nantinya Makam Ki Truno Joyo ini bisa menjadikan tempat religi yang sejuk dan nyaman terutama bagi para peziarah. Ujar Sertu Maryadi

Keluarga Trah Ki Truno Joyo, Sertu Wijaya yang juga aktif berdinas di Koramil welahan kodim 0719 Jepara sedikit hanya memberikan pesan bahwasanya kita sebagai umat beragama didalam berdo'a mendoakan para leluhur kita sudah sewajarnya dan dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing serta kami berharap agar tempat ini bisa dijaga untuk kebersihannya. Ujar Sertu Wijaya

Pewarta: Heru gun
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Dukungan Semakin Kuat! Program Karna Sobahi Solusi Nyata untuk Kemajuan Majalengka

Majalengka, JMI – Karna Sobahi, calon Bupati Majalengka yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPD PUI Majalengka,...