sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Jakarta, JMI - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menanggapi fenomena pabrik tutup pada awal tahun 2024. Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.
“Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal,” kata Jokowi ditemui usai acara di kawasan Tapos, Depok, Selasa, 7 Mei 2024.
Dalam beberapa bulan ini, beberapa pabrik dari tiga sektor berbeda resmi tutup. Pabrik ban yang beroperasi di Cikarang, Jawa Barat, PT Hung-A Indonesia, misalnya, tutup pada awal Februari 2024. Penutupan PT Hung-A menyebabkan seluruh karyawan yang berjumlah sekitar 1.500 orang diberhentikan sejak 16 Januari 2024.
Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis ban untuk kendaraan roda dua dan empat yang mengekspor lebih dari 70 persen produknya ke Eropa. Pabrik ban yang berada di Cikarang itu merupakan basis utama manajemen global Hung-A Group.
Teranyar, Manajemen Bata kepada Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024, menyebut perseroan terpaksa menutup pabrik karena permintaan terhadap jenis produk yang diproduksi di Purwakarta terus menurun.
Produsen sepatu merek Bata ini mengungkapkan kerugian terjadi selama empat tahun sejak pandemi. Adapun laporan keuangan Bata pada 30 Desember 2023 mencatat penjualan neto sebesar Rp 609,61 miliar pada 2023 atau turun dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 643,45 miliar.
Jokowi, dalam keterangan pada Selasa pagi, tidak memberikan komentar lebih lanjut. Namun Presiden hanya menyinggung tingkat pertumbuhan ekonomi makro Indonesia masih baik, 5,11 persen.
Kementerian Perindustrian akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk, imbas penutupan pabrik alas kaki tersebut di Purwakarta, Jawa Barat. Juru Bicara Kementerian, Febri Hendri Antoni Arif, menyayangkan berhentinya aktivitas produksi pabrik sepatu Bata yang sudah berlangsung selama 30 tahun tersebut.
Febri belum dapat memastikan kapan pemanggilan akan dilakukan. Tapi ia berharap perusahaan dapat mempertimbangkan untuk kembali membangun pabrik di Indonesia.
“Kami juga bingung kenapa ditutup, seharusnya dibuka kembali pabriknya,” kata Febri di kantor Kementerian Perindustrian Jakarta, Senin 6 April 2024.
Sumber: Tempo
0 komentar :
Posting Komentar