Jakarta, JMI - Program UMKM yang selalu digaungkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang bertujuan membantu para pelaku usaha dilevel menengah dan bawah sepertinya tidak berlakunya bagi para usaha Krupuk saat ini
Keluhan dan jeritan hari para pengrajin Krupuk sepertinya sudah dalam kondisi miris, hal tersebut ditandai dengan semakin mahalnya bahan bahan dasarnya seperti tepung tapioka yang sudah hampir tidak terjangkau, dan kalaupun dipaksakan seperti pepatah lama hidup segan mati tak mau
Penelusuran team awak media dibeberapa lokasi para pengrajin Krupuk di seputar Jabodetabek hampi semua mengatakan dan mengungkapkan kondisi miris saat ini para Pengrajin Krupuk hal tersebut dikarenakan tidak stabilnya harga bahan pokoknya Tepung Tapioka yang sangat signifikan kenaikannya sehingga berdampak pada produksi yang dihasilkan tidak akan memberikan keuntungan malah sebaliknya pasti merugikan para pengrajin krupuk.
Seperti yang diungkapkan salah seorang Pengrajin Krupuk di wilayah Jakarta Barat yang mengatakan kepada awak media bahwa kondisi saat ini pengrajin krupuk seperti nangis Bombay, "iya seperti nangis Bombay karena sudah tidak bisa menjual lagi Krupuk dengan cara bagaimanapun tetap aja akan merugi terus," Ujarnya
Karena masih menurutnya, "Hal tersebut dikarenakan semakin melambung harga bahan pokoknya seperti tepung Tapioka yang harganya 900/kg sekarang sudah tembus 13000/kg, ini kan kacau," tandasnya
Hal senada diungkapkan salah seorang Pengrajin Krupuk di wilayah Jakarta Timur saat dimintakan tanggapan oleh awak media terkait semakin mahalnya bahan baku produksi krupuk seperti tepung Tapioka, menurutnya saat ini para pengrajin krupuk hanya bisa bertahan dengan kondisi keuntungan yang hampir tidak ada klaupun ada tidak mampu mencukupi biaya produksinya, "Iya hanya bisa bertahan aja sampai waktu yang belum bisa dipastikan karena sangat minim sekali keuntungannya," Pungkasnya.
Pewarta : Nopri
0 komentar :
Posting Komentar