Jakarta, JMI - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono buka suara soal penggunaan rangka baja di tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) alias MBZ (Mohammed Bin Zayed). Pernyataan tersebut merupakan respons dari pemberitaan yang menyebut Tol MBZ seharusnya menggunakan rangka beton.
Diketahui, sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengatakan, pergantian rangka dari beton ke baja merupakan salah satu modus dari kasus korupsi proyek Tol MBZ pada periode 2016-2017.
Meski demikian, Basuki memastikan, penggunaan rangka baja pada Tol MBZ tidak menimbulkan risiko buruk untuk konstruksi jalan. Sebab, kata dia, rangka tersebut sudah melalui uji sertifikasi.
"Kalau baja, yang (Tol) Tomang itu baja. Jadi enggak ada masalah antara baja dengan beton. Di Tomang itu baja, mana lagi? Cikunir? Baja kan?" ujar Basuki di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (22/11).
"Menurut kami dari Kementerian PUPR, enggak ada risiko. Itu udah diuji oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Sudah ada sertifikasinya," sambung dia.
Selain itu, dia memastikan, Tol MBZ sudah sesuai standar keamanan. Dia
menjelaskan, pemilihan rangka beton atau baja tergantung pada teknis atau
kebutuhan.
"Kalau teknis enggak ada masalah. Itu pilihan teknis. Bisa beton, bisa
baja. Hanya pilihan teknis. Kalau baja akan lebih cepat dikerjakan,"
ungkapnya.
Sebelumnya, Kasubdit TPPU Direktorat Penyidikan Jampidsus, Haryoko Ari Prabowo
Kejaksaan Agung (Kejagung) RI membeberkan modus kecurangan kasus korupsi
pembangunan Tol MBZ tahun 2016-2017.
Haryoko menjelaskan, aksi korupsi tersebut dilakukan para tersangka dengan
mengurangi spesifikasi atau volume proyek. Kata dia, proyek jalan layang yang
seharusnya dibangun dengan menggunakan rangka beton itu justru diubah menjadi
rangka baja.
"Rencananya memang diawal pakai beton, kemudian diubah menjadi baja,"
kata Haryoko.
Pewarta : Detik
0 komentar :
Posting Komentar