Jakarta, JMI - Kopi joss atau kopi arang sempat jadi salah satu tren di Indonesia. Tradisi
kopi yang berasal dari Yogyakarta ini diklaim menghadirkan cita rasa berbeda.
Kopi joss adalah sajian kopi hitam yang dicampur dengan arang. Arang panas
dimasukkan ke dalam kopi saat masih berasap.
Kini, kopi tersebut tengah menjadi tren di Malaysia. Namun, tren kopi arang
memicu perdebatan di media sosial.
Di antara sekian banyak orang yang mempertanyakan, ada pula dokter dan
pakar-pakar kesehatan yang mengkhawatirkan tren tersebut. Kopi arang disebut
bisa menimbulkan efek buruk seperti kembung, diare, hingga radang usus buntu.
Ahli penyakit dalam asal Malaysia Ng Kim Fong mengatakan, dalam skenario
terburuknya, arang bahkan bisa menyebabkan kanker atau penyumbatan usus jika
dikonsumsi secara teratur dan dalam jangka waktu lama.
"Bagi penderita diabetes, darah tinggi, dan jantung yang meminum kopi, hal
ini [kopi joss] dapat memengaruhi khasiat obatnya karena arang bersifat
netral," ujar Kim Fong, melansir New Strait Times.
Arang, sebut Kim Fong, akan menyerap semua zat yang ada di lambung, termasuk di
antaranya adalah obat yang diminum. Akibatnya, pengobatan jadi tak efektif.
Ia juga mengatakan, memasukkan arang panas yang belum diolah atau dimurnikan ke
dalam minuman atau makanan tak bisa disamakan dengan arang aktif yang biasanya
diberikan untuk obat keracunan.
"Arang aktif sudah diolah dan dimurnikan, aman digunakan dengan takaran
yang diperbolehkan, sekitar 100 gram. Sedangkan arang yang langsung ditambahkan
ke kopi belum diolah dengan baik dan tidak aman untuk dikonsumsi," jelas
Kim Fong.
Dokter lainnya Nurhashim Harom
berkomentar hal yang sama. Namun, Harom justru khawatir dengan debu yang
dihasilkan oleh pembakaran arang.
"Arang itu berdebu. Meski arang tidak beracun, tapi arang menghasilkan
debu saat dibakar. Debu itulah yang kami khawatirkan tidak bisa dicerna,"
jelas Harom.
Ditambah lagi, lanjut Harom, tak diketahui pula apa yang terjadi saat proses
pembakaran arang. Bisa jadi ada pencampuran dengan kotoran.
Selain itu, Harom memastikan bahwa arang tidak dibuat untuk dikonsumsi. Belum
ada uji klinis yang membuktikan keamanan konsumsi arang.
"Jangan mengambil risiko apa pun karena belum ada uji klinis mengenai hal
ini [konsumsi arang]," ujar Hasim.
Sumber : CNNIndonesia
0 komentar :
Posting Komentar