Jakarta, JMI - Kasus rabies pada manusia belakangan viral di media sosial. Takut air atau
hidrofobia adalah salah satu gejala rabies yang membuat pengidapnya sulit
disembuhkan.
Kenapa Rabies Bikin Takut Air?
Dikutip dari Medical New Today, rabies adalah infeksi virus yang menyebar
melalui gigitan hewan yang terinfeksi rabies. Ada dua jenis rabies. Pertama,
rabies ganas atau ensefalitis yang terjadi pada 80 persen kasus manusia. Jenis
ini membuat pengidap rabies takut air (hydrophobia) dan hiperaktif. Kedua,
rabies paralitik yang menyebabkan kelumpuhan sebagai gejala utama.
Hydrophobia terjadi karena infeksi menyebabkan kejang hebat di tenggorokan saat
mencoba menelan. Bahkan, pikiran untuk menelan air pun dapat menyebabkan
kejang. Oleh sebab itu, pengidapnya terlihat takut air.
Penyebab Rabies
Rabies disebabkan oleh infeksi virus RNA dari keluarga rhabdovirus yang masuk
ke tubuh melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, misalnya anjing,
rakun, atau kelelawar. Air liur berisi virus masuk ke luka terbuka atau melalui
selaput lendir, seperti mata atau mulut. Virus tidak dapat melewati kulit yang
tidak rusak.
Virus tersebut memasuki sistem saraf perifer secara langsung dan bermigrasi ke
otak. Virus juga dapat bereplikasi di dalam jaringan otot yang aman dari sistem
kekebalan tubuh sebagai inang.
Kemudian, virus masuk ke sistem saraf melalui sambungan neuromuskular. Begitu
berada di sistem saraf, virus menghasilkan radang otak akut. Jika tidak segera
mendapat penanganan medis, pasien dapat mengalami koma hingga kematian.
Advertisement
Rabies paling umum di negara-negara di mana anjing liar hadir dalam jumlah
besar, dengan Asia dan Afrika menyumbang 95% kasus.
Gejala yang dirasakan terbagi atas beberapa tahap:
1. Inkubasi
Inkubasi adalah waktu sebelum gejala muncul. Biasanya berlangsung dari 2-3
bulan dan bervariasi dari 1 minggu hingga 1 tahun, tergantung lokasi virus
masuk ke dalam tubuh dan jumlah partikel virus yang terlibat. Semakin dekat
gigitan ke otak, semakin cepat efeknya muncul.
Saat gejala muncul, rabies biasanya berakibat fatal. Siapa pun yang terpapar
virus harus segera mencari pertolongan medis, tanpa menunggu gejala.
Selama tahap ini, gejala awal seperti flu terjadi, termasuk:
Demam tinggi
Sakit kepala
Cemas
Sakit tenggorokan dan batuk
Mual dan muntah
Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan
3. Periode neurologis akut
Selama tahap ini, terjadi gejala neurologis seperti:
Kebingungan dan agresi
Kelumpuhan sebagian
Kedutan otot yang tidak disengaja
Otot leher yang kaku
Kejang
Kesulitan bernapas
Menghasilkan banyak air liur
Mulut berbusa
Hydrophobia (takut air)
Halusinasi, mimpi buruk, dan insomnia
Ereksi permanen pada pria
Takut terhadap cahaya
4. Koma dan kematian
Seseorang dapat mengalami koma dan kebanyakan pasien kemudian meninggal dalam waktu 3 hari. Selama koma, bahkan dengan terapi suportif, hampir tidak ada pasien yang selamat dari rabies.
Jika terkena gigitan atau cakaran dari hewan yang mungkin terinfeksi rabies, orang tersebut harus segera mencuci gigitan dan cakaran selama 15 menit dengan air sabun, povidone iodine, atau deterjen. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan jumlah partikel virus.
Selanjutnya, segera dapatkan penanganan medis dengan pemberian vaksin rabies sebelum gejala berkembang. Vaksinasi ini disebut profilaksis pasca paparan.
Vaksin rabies mengandung virus rabies yang tidak aktif atau tidak berbahaya. Vaksin memicu respons kekebalan untuk menghasilkan antibodi yang membantu melindungi dari infeksi rabies.
Kenapa rabies bikin takut air? Ini terjadi karena efek kejang di tenggorokan saat menelan sesuatu, termasuk air. Rabies dapat berakibat fatal sehingga pasien harus segera mendapat vaksinasi setelah digigit hewan rabies.
Sumber : Detik.com
0 komentar :
Posting Komentar