GROBOGAN, JMI - Untuk menghitung produksi pertanian seperti padi misalnya, Dinas Pertanian selalu mengkaitkan nya dengan Luas Baku Sawah (LBS) bukan dengan LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan), sebab kedua istilah itu berbeda. LP2B mengacu ke tata ruang, kalau LBS mengacu kepada produksi. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan DR. Sunanto kepada awak media di ruang kerjanya, Kamis pagi (8/6/23).
Hal tersebut disampaikan menanggapi issue LP2B terkait lahan pertanian yang dihubungkan dengan produksi pangan selama ini.
Dikatakan lebih lanjut, LP2B itu ranah Dinas PUPR bidang Tata Ruang dimana ketika seseorang mengalihkan fungsi lahan harus menperoleh izin atas penggunaan lahan tersebut. Meskipun LP2B milik pribadi, alih fungsi penggunaan tanah tersebut harus memperoleh ijin lebih dulu.
“Jadi ketika bicara soal LP2B, kami tidak terkait sebab hal itu menyangkut tata ruang an bila menyangkut produksi pertanian kami menggunakan perhitungan Luas Baku Sawah (LBS). Jadi, beda dong, ” ungkap doktor lulusan Undip 2016 itu.
Di Kabupaten Grobogan, luas baku sawah mencapai 83 ribu hektar, angka tersebut juga mengalami turun naik, ketika ada sebagian tegalan diubah menjadi persawahan, maka angka luasan baku sawah bertambah, demikian sebaliknya. Kondisi seperti itu banyak terjadi di wilayah Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan,” ungkapnya. Di wilayah tersebut banyak tegalan yang teraliri air dari sumur sumur dan akhirnya menjadi areal persawahan.
Terkait
produksi padi, Kabupaten Grobogan mentargetkan terjadinya peningkatan produksi
pertanian terutama padi, jagung dan kedelai sebab dengan produksi yang melimpah
tiap tahunnya, Grobogan hingga kini menyandang sebagai daerah penyangga pangan
Nasional.DR. Sunanto Kepala Dinas Pertanian Kab Grobogan
Kepala Dinas
Pertanian (Sunanto) menjelaskan yang terpenting terjadi peningkatan produksi
hasil pertanian dengan menerapkan pola tanam yang tepat. Misalnya padi yang
dipanen tadinya hanya dua kali, sekarang sudah bisa dipanen 3 kali setahun. Kami
memakai cara bagaimana melakukan intensifikasi maupun extensifikasi produksi
pertanian, salah satunya dengan pola tanam yang tepat,” katanya.
Sebagaimana diketahui, produksi padi Kabupaten Grobogan akhir 2022 mencapai 785.000 ton, suatu produk yang benar benar luar biasa. Disamping itu faktor infrastruktur pertanian sangat menunjang yakni adanya mesin mesin pertanian seperti mesin bajak dan combi atau alat potong padi, dimana setiap kecamatan di Kabupaten Grobogan sudah ada mesin combi 9-10 buah.
Ketika disinggung pupuk bersubsidi, ia mengatakan hal itu merupakan kewenangan pusat melalui Peraturan Menteri Pertanian sehingga secara nasional masalahnya hampir sama.
Kerja keras Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan selama ini terbayar sudah karena berhasil mengangkat nama Grobogan di kancah Nasional sebagai penyangga pangan nasional. Karena hal itu, Kabupaten Grobogan akan menerima penghargaan berupa tanda kehormatan bidang pertanian yang akan diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Grobogan.
Pemberian penghargaan Satyalancana Wira Karya tersebut direncanakan nanti pada tanggal 10 Juni 2023 dan diterima oleh Bupati Grobogan Sri Sumarni di Padang Sumatera Barat.
Pewarta: Heru
gun
Editor: Saddam
Alkhadafi
0 komentar :
Posting Komentar