Jakarta JMI - Dalam perjalanan kebangsaan Indonesia, sering sekali terjadi usaha usaha untuk mengadu domba dan memecah belah bangsa namun dalam perjalanannya nilai nilai Luhur bangsa yang terangkum dalam Pancasila selalu dapat dibuktikan menjadi jawaban sekaligus obat atas setiap konflik bangsa, namun Karena nilai nilai Pancasila sempat diajarkan secara doktrinal dan kaki serta sempat menjadi alat pelanggengan kekuasaan untuk sebuah rezim yang korup, keberadaan Pancasila Kini bagai ada dan tiada, kenyataan ini juga seiring dengan makin berkembangnya narasi narasi bohong dan konten konten bernuansa negatif yang acapkali bermain main dengan politik identitas, hal ini membuat bangsa indonesia yang beragam menjadi terancam kerukunan dan kebersatuannya.
Fakultas filsafat universitas Widya Mandala Surabaya melaksanakan seminar Pancasila untuk menggali lebih lanjut masih relevankah Pancasila khususnya sila ke tiga persatuan Indonesia dalam iklim kehidupan berbangsa dan berbangsa saat ini, Kamis (4/5/2023).
Acara yang digelar secara daring dan luring dihadiri oleh mahasiswa dan umum ini menghadirkan staff khusus ketua dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo sebagai Pembicara.
Kiprah Benny di Badan yang dikepalai oleh Profesor Yudian Wahyudi ini dipandang mampu untuk membagi dan memperdalam perspektif persatuan Indonesia dalam kepancasilaan bagi para peserta seminar.
Dalam paparannya Benny menyatakan bahwa dalam setiap aspek pertumbuhan masyarakat Indonesia, keberagaman merupakan suatu kenyataan, pencapaian konsensus diantara tiap unsur bangsa yang beragam identitas dan kepentingan merupakan nilai tambah dari bangsa Indonesia, dibandingkan dengan Bangsa bangsa lain yang tingkat keberagamannya lebih sedikit dan sederhana seperti India dan Yugoslavia, Indonesia dengan unsur yang beragam masih mampu menjaga persatuan dan kesatuan hingga saat ini.
"Persatuan ini bersumber dari nilai nilai luhur yang hidup dan berkembang dalam kehidupan sehari hari bangsa Indonesia, yang terangkum dalam Pancasila, dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia sejak dimulai dari seperti terbentuknya Budi Utomo, pembentukan BPUPK serta penentuan Pancasila sebagai dasar Negara menunjukan persatuan Indonesia adalah kunci dari keberhasilan Indonesia untuk terhindar dari perpecahan, musyawarah untuk mufakat yang dilakukan bangsa Indonesia bukan menang dan kalah… tapi win win solution semua menerima kemenangan dan manfaat tanpa ada yang dikorbankan," kata Antonius Benny Susetyo yang akrab disapa Romo Benny, Kamis (4/5).
Lebih lanjut Doktor Komunikasi Politik ini menyatakan bahwa dalam perkembangan Masyarakat sekarang ini, khususnya dalam era digital bangsa indonesia dihadapkan kepada berbagai Informasi, yang seringkali tidak benar, perkembangan tehnologi tidak sejalan dengan perkembangan kebijaksanaan dalam bertehnologi, konten konten yang sarat akan potensi perpecahan, berita bohong dan politik identitas yang menodai semangat keberagaman serta mengancam persatuan dan kesatuan dengan narasu bombastis justru menjadi primadona dalam masyarakat, nilai nilai luhir Pancasila yang semula menjadi Jiwa dan nafas hidup bangsa seolah olah gaungnya hanya terdengar dalam tataran teori dan retorika.
"Sebagai mahasiswa filsafat hendaknya kita tidak hanya terpaku pada dialog dialog mengenai Teori dan Nilai di dalam ruang kelas saja, hendaknya kita bergerak aktif di ruang ruang publik dengan membagi nilai nilai Pancasila yang kita mengerti dan pelajari dengan menuangkannya dalam suatu tindakan nyata dengan membanjiri ruang publik dengan ide ide dan dialektik dialektika positif tentang persatuan dan kesatuan, hingga keutamaan pancasila tidak hanya berhenti pada nilai Nilai dan ide saja namun juga secara nyata dalam kehidupan bangsa indonesia sehari hari hingga Pancasila sebagai kunci kebersatuan bangsa indonesia benar benar terbukti," punkas Romo Benny.
Faisal 6444/Red/JMI
0 komentar :
Posting Komentar