SUKABUMI JMI, Siswa SD di wilayah Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diduga dikeroyok temannya gara-gara penghapus pensil.
Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede melalui Kapolsek Jampangtengah, AKP Usep Nurdin mengatakan, korban berinisial RZ (12) diduga dikeroyok empat orang teman sekelasnya, peristiwa terjadi Kamis (2/2/2023) lalu saat jam sekolah.
Korban mengalami luka lebam di tangan kiri dan dikhawatirkan terdapat luka di kepala, diduga korban dipukul dengan buku dan sapu lidi, kepala korban juga dibenturkan ke tembok kelas hingga pingsan.
Menurut ibu korban AZ (33) “Awal kejadiannya pas jam 09.00 itu pas jam sekolah, jam pelajaran, awalnya pinjem pengahapus anak tersebut (pelaku) ke anak saya. Nah, udah gitu ga dikasih soalnya lagi dipake. Udah gitu anak itu berempat kumpul dan digebukin anak saya nyampe beberapa kali," ujar ibu korban di RS Bhayangkara Sukabumi Sabtu (4/2/2023).
Ibu korban melanjutkan, berdasarkan pengakuan anaknya dan temannya, kepala korban dipukul menggunakan tangan kosong, buku paket sekolah, dan gagang sapu. Selain itu, kepala korban dibenturkan ke tembok.
"Anak saya sempat ngelawan juga, cuma anak cewek ngelawan anak cowok berempat kan bakal kuat. Anak saya udah nangis masih terus dihajar dari jam 08.30 WIB sampai mau istirahat jam 10.00 WIB. Ada juga yang ngebela anak saya, malah dilempar oleh penghapus. Karena takut kena sasaran juga akhirnya pada diam," ujar ibu korban.
Setelah kejadian, AZ melanjutkan, korban meriang pada malam hari. Setelah diminumkan obat, RZ malah muntah.
Hari Jumat kata Az, anaknya tetap sekolah, lalu pas sekitar pukul 09.00 WIB, temannya datang ke rumah dan menyampaikan anaknya pingsan.
Tak lama, Az langsung memastikan kondisi anaknya dengan menghubungi wali kelasnya dan ternyata benar.
"Dia belum pernah pingsan sebelumnya, baik-baik aja. Setelah itu baru temanya memberitahu kejadian Kamis kemarin dipukulin sama empat anak. Kemarin tangannya nyampe bengkak berdarah, dilihat udah agak lumayan sembuh cuma kalau dipegang masih sakit karena ada memar," ungkapnya.
Kejadian yang menimpa anaknya tersebut, A menyayangkan tidak diketahui pihak sekolah.
"Wali kelasnya tidak tahu kalau anak saya dipukulin. Sampai sekarang ga ada iktikad baik dari orang tua pelaku ataupun dari pihak sekolah," katanya.
Pihaknya pun mengaku, sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Jampangtengah untuk penaganan lebih lanjut.
Yani Jatnika Marwan, Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi, menyesalkan kasus pengeroyokan yang dilakukan empat murid laki-laki kepada murid perempuan di Sukabumi.
"Keluarga korban sudah melaporkan kejadian tersebut, kami dari Polsek melakukan penanganan awal, selanjutnya akan ditangani unit PPA Satreskrim Polres," ujar AKP Usep Nurdin saat dikonfirmasi, Sabtu (4/2/2023) malam ini.
Ia menjelaskan, pengeroyokan diduga dipicu karena korban tidak meminjamkan penghapus kepada salah satu siswa yang diduga melakukan pengeroyokan itu.
"Kronologinya diduga saat siswa berinisial G meminjam penghapus kepada korban, namun tidak diberikan, akhirnya siswa berinisial G memukul korban dengan buku," jelasnya.
Hingga pengeroyokan pun terjadi diikuti oleh tiga orang siswa lainnya.
"Sampai dengan saat ini korban dibawa ke Rumah Sakit Secapa untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif. Jadi, pada saat kejadian guru kelas sedang tidak ada di ruangan dan berada di ruang guru untuk meminum obat dikarenakan sedang sakit. Kejadian tersebut dikhawatirkan akan terjadi bentrokan antar orang tua wali murid," kata Usep.
Ditangani PPA Polres Sukabumi
Kasus penganiayaan terhadap seorang siswa SD berinisial RW (12) di Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akan ditangani secara khusus.
Kapolsek Jampang Tengah, AKP Usep Nurdin mengatakan, penanganan pengeroyokan terhadap RW akan ditangani secara khusus di unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi.
Ia menyebut, korban dianiaya oleh empat orang teman sekelasnya. "Karena ini menyangkut kekerasan terhadap anak dan terduga pelakunya juga masih anak-anak, maka butuh penanganan khusus di unit PPA Satuan Reskrim Polres Sukabumi," ujarnya, Minggu (5/2/2023).
Ia menjelaskan, peristiwa penganiayaan itu terjadi Kamis (2/2/2023) lalu saat jam pelajaran. Saat itu, korban tidak memberikan penghapus yang akan dipinjam oleh temannya, sampai korban dipukul dengan buku dan sapu lidi.
"Yang jadi pemicunya persoalan sepele, dimana korban pelajar perempuan tidak mau meminjamkan alat penghapus kepada salah satu pelaku," jelasnya.
Korban tak hanya dipukul dengan buku dan sapu lidi, kepala korban juga dibenturkan ke tembok oleh siswa lain.
Usep mengatakan, pada saat kejadian guru kelas sedang berada diruang guru untuk meminum obat karena sedang sakit.
"Untuk korban sendiri saat ini sudah dalam penanganan tenaga medis karena menderita luka lebam," jelasnya.
Korban pengeroyokan Rz (12) siswi kelas VI SD di Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi menjalani visum di RS Secapa Polri, Kota Sukabumi, Sabtu (04/02/2023).
Korban datang ke RS Secapa Polri bersama ibunya, untuk memastikan luka akibat dikeroyok temannya Kamis (02/02/2023) kemarin.
Ibu korban, AZ mengatakan, memutuskan anaknya untuk di visum berdasarkan, arahan dari pihak kepolisian.
"Polsek semalam ke rumah jemput, sampai ke Puskesmas tidak ada keluarga pelaku atau pihak sekolah yang ngedampingin. Terus dibawa ke sini visum," ujarnya, usai menjalani visum.
"Belum, tadi di scan dan di rontgen. Hasilnya hari Senin, cuma ada gambaran tulang iga sebelah kanan agak berbeda, bergeser dan ada bagian dalam tubuh yang berbeda," tuturnya.
Harapannya, dengan laporan ke polisi dan keluarnya hasil visum yang menimpa anaknya, bisa membuat terang.
"Kita pihak keluarga ingin ada efek jera biar tidak ada korban lain, karena ini bukan sekali dua kali, terus tidak ada edukasi dari sekolah atau dari orang tuanya kepasa anak-anak yang memukuli," ucapnya.
Selain luka fisik, orang tua Rz menyangka, adanya ganguan psikis pasca mendapatkan pengeroyokan temannya.
"Anak saya itu, sampai gak mau ketemu banyak orang, psikisnya mungkin ya. Nah saat ada pihak polisi baru mau ngomong," pungkasnya.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Jampangtengah, AKP Usep Nurdin, membenarkan adanya laporan tersebut.
"Malam tadi sudah datang ke Polsek, lalu kita arahkan untuk membuat visum dan diarahkan lagi untuk membuat laporan untuk kita lakukan penyelidikan," singkatnya.
Sebelumnya, Seorang anak berinisial Rz (12) pelajar kelas VI SD di Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi dikeryok empat orang temannya sendiri.
trb/Zr/JMI/Red.
0 komentar :
Posting Komentar