Bupati Meranti Muhammad Adil SH (kiri) speak up tentang dana DBH Daerahnya/net
JAKARTA, JMI – Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Luky Alfirman Merespon kemarahan Bupati Meranti M Adli soal dana bagi hasil untuk daerahnya yang terlalu kecil.
Terkait keluhan asumsi DBH yang disampaikan Bupati Meranti Tim Teknis DBH akan menelitinya kembali.
Pembagian DBH tersebut tidak hanya diberikan kepada daerah
penghasil saja, tapi juga untuk daerah-daerah perbatasan dan daerah pemerataan.
"Pada prinsipnya asumsi minyak di Meranti memang US$100
per barel, dengan rincian 85 persen ke pusat dan 15 kembali ke
daerah," ujar Luky.
Bupati Meranti M Adil meradang dan menyebut Kementerian
Keuangan (Kemenkeu) berisi iblis dan setan gegara dana bagi hasil (DBH).
Ia merasa kesal karena ia tidak dapat mendapat kejelasan
terkait DBH yang mestinya dapat ia terima, ia menilai meranti harusnya layak
mendapat DBH minyak dengan hitungan US&100 perbare.
Menurutnya pada tahun 2022 ini DBH yang diterima hanya
Rp.114 Miliyar dengan hitungan US$60 per-Barel ia mendesak Kemenkeu agar DBH
yang diterima menggunakan Hitungan US100 perbarel pada 023 Mendatang.
"Kemarin waktu zoom dengan Kemenkeu tidak bisa
menyampaikan dengan terang. Didesak, desak, desak barulah menyampaikan dengan
terang bahwa US$100 dollar per barel" katanya.
"Sampai ke Bandung saya kejar Kemenkeu, juga tidak
dihadiri oleh yang kompeten. Itu yang hadiri waktu itu entah staf atau apalah.
Sampai pada waktu itu saya ngomong 'Ini orang keuangan isinya ini iblis atau
setan'" sambung Adil.
FAR/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar