WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Kesimpulan BMKG Tentang Gempa Yang Terjadi di Karangasem

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1. Episenter gempa bumi tepatnya berlokasi di laut pada jarak 1 km arah timur Kubu, Karangasem, Bali pada kedalaman 30 km/net


BALI, JMI – Kejadian gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Karangasem Bali, Pada selasa (13/12) pada sore hari pukul 17.38 WIB. Kepala Pusat dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, kejadian dan parameter gempa bumi terjadi di wilayah Pantai Timur Karangasem, Bali, berjenis gempa tektonik.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1. Episenter gempa bumi tepatnya berlokasi di laut pada jarak 1 km arah timur Kubu, Karangasem, Bali pada kedalaman 30 km," kata dia dalam keterangan tertulisnya.

Sementara, jenis dan mekanisme gempa bumi dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik flores atau flores back arc thrust.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrusht fault” ujarnya.

Ia juga menyebutkan, dampak gempa bumi dirasakan di daerah Karangasem dengan skala intensitas III-IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Sementara di daerah Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, gempa dirasakan dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Lebih lanjut, untuk daerah Tabanan, Kuta, Buleleng, Lombok Timur gempa dirasakan dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami" ujarnya.

Ia juga menyampaikan, untuk gempa bumi susulan hingga pukul 18.30 WIB dari hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 21 aktivitas gempa bumi susulan atau after shock dengan magnitudo terbesar 4,6.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah" ujarnya.

 

FAR/JMI/RED

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Tingkatkan Kenyamanan Warga, Dinas PUTR Majalengka Perbaiki Infrastruktur Jalan di Margahayu

MAJALENGKA, JMI - Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Majalengka (PUTR Majale...