Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengatakan stunting atau gagal tumbuh kembang anak dapat berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)/net
PURBALINGGA, JMI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga saat ini tengah fokus dalam penurunan angka stunting. Penanganan masalah Stunting menjadi perhatian bersama tidak hanya Dinas Kesehatan, Puskesmas, akan tetapi juga dari Kepala Desa.
Bupati Purbalingga, Dyah
Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengatakan stunting atau gagal tumbuh kembang anak
dapat berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Desa mempunyai
Dana Desa (DD) dan salah satu prioritas penggunaannya untuk penanganan stunting.
“Desa bisa
mengalokasikan anggaran untuk melakukan intervensi stunting di desanya dengan
menyiapkan susu, telur dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)” kata Bupati Tiwi
saat membuka acara Sosialisasi Pencegahan Stunting Bersama Mitra Kerja di
Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Balai Desa Banjarkerta, Kecamatan
Karanganyar, Kamis (29/12).
Bupati Tiwi menargetkan
angka stunting di tahun 2023 minimal 14 persen. Oleh karena itu, perlu dukungan
dari berbagai pihak baik dari Dinas Kesehatan, Puskesmas dan juga desa-desa.
“Di Kecamatan Karanganyar
angka stunting masih cukup tinggi, dan beberapa desa dengan angka stunting
tinggi ada di Desa Maribaya, Desa Ponjen, Desa Brakas dan Desa Kabunderan
angkanya ebih dari 20 persen” ujarnya.
Bupati menegaskan harus ada intervensi dari berbagai pihak
terkait agar angka stunting ini bisa diturunkan. Bupati Tiwi meminta Kepala
Puskesmas untuk menggelar Rapat Koordinasi terkait Penanganan Stunting terutama
bagi desa-desa dengan angka stunting yang tinggi.
"Saya titip agar
Kepala Puskesmas, Kades, Ketua TP PKK Desa dan Kader Kesehatan masalah stunting
ini penting menyangkut aset-aset muda kita di masa yang akan datang dan
penurunan stunting ini bisa melalui Dana Desa” pesan Bupati Tiwi.
Tidak hanya itu, ia juga
menegaskan bahwa salah satu indikator stunting terkait dengan berat badan anak.
Bagi masyarakat yang memiliki Balita untuk aktif menimbang dan mengukur tumbuh kembang
anak di Posyandu.
“Ibu-ibu yang punya
balita, sering-sering ke Posyandu, timbang putra-putrinya sudah sesuai atau
belum dengan usianya” tuturnya.
Menurutnya, 1000 hari
pertama kehidupan dari masa kehamilan hingga umur 2 tahun menjadi masa terpenting
untuk memperhatikan tumbuh kembang anak. Ibu-ibu diminta memberikan asupan gizi
yang terbaik agar anak tumbuh dengan sehat.
“Ini menjadi perhatian
bagi para ibu yang punya balita, atau ibu yang sedang hamil kualitas gizinya,
karena ini akan mempengaruhi tumbuh kembang dan masa depan anak-anak” ujarnya.
FAR/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar