WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Pembangunan Jembatan Cisoka 2 Di Duga sarat Penyimpangan Bestek dan di Keluhkan Masyarakat Sekitar Lokasi


Kab. Tangerang JMI,
Pembangunan Jembatan Cisoka 2 yang menelan biaya dari APBD provinsi Banten tahun anggaran 2022 sebesar Rp. 4 742 577 000,- (empat milyar tujuh ratus empat puluh dua juta lima ratus tujuh puluh tujuh rupiah)  dengan kontraktor pelaksana CV QAUSAR SURYA GEMILANG. dengan waktu pelaksanaan 177 hari kalender (sekitar 6 bulan), di ragukan kompetensinya, pasalnya, dugaan penyimpangan bestek yang sering di ributkan oleh para pegiat Sosial kontrol, yang mendapatkan dugaan temuan pemakaian besi konstruksi yang kemungkinan nya di peruntukan untuk tiang.

Dugaan penyimpangan ukuran besi terpasang diantaranya beberapa rangkaian besi berukuran 22mm namun ada sebagian berukuran 16 mm, 

Dugaan penyimpangan sudah di informasikan kepada konsultan yang pada akhirnya juru ukur dari dinas PUPR provinsi banten menyambangi lokasi dan melakukan pengukuran

Andi yang mengaku salah satu juru ukur besi di temui di lokasi kegiatan mengatakan, " kami telah melakukan pengukuran pada besi konstruksi yang terpasang, terkait ada perbedaan ukuran kami akan melaporkanya ke pimpinan dinas PUPR provinsi banten, adapun kebijakan dinas seperti apa, terkait adanya perbedaan besi, itu kewenangan dinas, ujar Andi (25/11/2022)


Sementara MS salah satu warga sekitar  menyampaikan kepada media JMI terkait dugaan penyimpangan perbedaan  penggunaan besi  dalam satu rangkaian kontruksi yang rencananya akan segera di lakukan pengecoran, akhirnya di tunda, hal tersebut sudah disampaikan kepada Roby selaku konsultan pengawas dari provinsi, ujar MS  yang kebetulan berdomisili usaha di sekitar lokasi kegiatan

Sementara Ardi, kontraktor pelaksana yang di temui di lokasi kegiatan menyerahkan hak jawabnya kepada rekan pendampingnya, yaitu Rendi, dan mengatakan, pemakaian besi sudah sesuai dengan spesifikasi, adapun perbedaan yang ada di sebut sebagai kebijakan kontraktor, pasalnya menurut pengakuan Rendi kolom itu harusnya tidak terpasang besi,  kalaupun itu terpasang sifatnya kebijakan kontraktor, ujar rendi dengan sikap yang terkesan kurang kooperatif dan agak kebingungan,  mengungkapkan fakta kebenaran sesuai gambar spesifikasi.

Sementara abah adul salah satu pelaku usaha di sekitar lokasi mengatakan,  diduga kompetensi kontraktor di ragukan, sehingga pelaksanaan kegiatan di nilai lambat. Yang mengakibatkan kerugian dalam hal  omset penjualan di keluhkan warga sekitar, pasalnya lokasi selalu timbul kemacetan yang cukup panjang yang berdampak kurangnya pembeli yang pada akhirnya pendapatan menurun hingga 50 % lebih, ungkap abah adul (25/11/2022)


Dewa/JMI/Red

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Pemdes Mulyasari Gelar Ruwat Bumi, Rasa Syukur Kepada Sang Pencipta, Berharap Perekonomian Maju Diberikan Keberkahan dan Dijauhkan dari Segala Bencana

SUBANG, JMI - Pemerintah Desa Mulyasari ,Kecamatan Pamanukan, kabupaten Subang Jawa Barat menggelar acara Ruwat Bumi sebagai bentuk rasa sy...