Jakarta JMI, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) memprediksi pertemuan KTT G20 di Bali nanti menjadi yang paling dilematis dan 'ribet'. JK membeberkan alasan mengapa dia menduga KTT G20 nanti bakal menjadi yang paling rumit.
Mulanya JK menjelaskan pertemuan G20 di Bali mendatang akan menjalin persatuan di negara-negara mampu dan kaya, termasuk Indonesia. Mampu di sini artinya mampu dari sudut ekonomi dan sejumlah ukuran. Namun, JK memprediksi pertemuan akan berlangsung cukup rumit.
"Kita juga menyadari bahwa pertemuan G20 nanti minggu depan, dua minggu lagi, pertemuan G20 paling dilematis. Mungkin yang paling 'ribet'," kata JK dalam diskusi panel 'Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia Post G20 Presidency' seperti dilihat, Kamis (3/11/2022).
JK sempat menghadiri sejumlah pertemuan G20 sebelumnya yang disebutnya tidak menemui banyak hambatan, terakhir di Argentina. Namun, JK menyebut sejumlah negara mengalami permasalahan ekonomi dan juga melancarkan perang jelang KTT G20 Bali.
"Tetapi pertemuan (yang di Bali ini) akan menghadapi banyak kendala karena adanya perang dan juga masalah-masalah perdagangan. Amerika bertentangan dengan Turki dan China, Xi Jinping, serta terakhir malah dengan Arab Saudi. Putin bersengketa dengan negara-negara Eropa sehingga terjadilah krisis ekonomi dunia belakangan ini," ujarnya.
Oleh sebab itu, pertemuan G20 Bali yang akan berlangsung, menurut JK, tidaklah mulus. Namun, JK bersyukur pertemuan G20 Bali akan dihadiri oleh semua negara anggota, mulai dari kepala negara dan pejabat menteri.
"Kita malah mengharapkan Indonesia bisa mendamaikan dengan baik para kepala negara anggota G20 misalnya Putin dengan Biden. Walaupun pastinya itu bukanlah hal yang mudah," kata JK.
"Pertemuan lanjutan setelah G20 nanti akan tergantung pada Putin sebagai kepala negara, apakah dia akan menghentikan perang atau tidak. Tetapi yang menjadi dilema adalah jika Putin menghentikan perang maka dia juga akan diberhentikan karena dianggap kalah," sambungnya.
Terkait masalah perekonomian seperti inflasi, krisis gandum, dan energi, JK menilai penyelesaiannya sangat tergantung perang Rusia dan Ukraina. JK menyebut pertemuan G20 mendatang akan membahas bagaimana ekonomi dunia terhindar dari resesi berat dan sebagainya.
"Bagi Indonesia, tentu menjadi tantangan dan dilema tersendiri karena ketika Indonesia menjadi Presidensi G20 kebetulan pula konflik-konflik dan dilema antarnegara itu terjadi. Padahal pada pertemuan-pertemuan G20 sebelumnya lancar-lancar saja dan banyak dicapai kesepakatan. Tentu saja tidak semua bisa disepakati karena kepentingan tiap negara pasti berbeda-beda," imbuhnya.
Dtk/JMI/Red.
0 komentar :
Posting Komentar