Jakarta JMI, Umar Syahroni bukanlah penyandang disabilitas sembarangan. Meskipun fisiknya tak sempurna, ia mampu meraih gelar sebagai master dalam bidang media dan komunikasi dari Universitas Airlangga (Unair).
Sejak masih kecil, orang-orang di sekitarnya selalu meremehkan Umar. Namun dengan semangat dan kerja keras, ia mampu membuktikan bahwa dirinya memiliki kesempatan yang sama dengan orang lain.
Dikutip dari laman Media Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Umar adalah salah satu penerima Beasiswa Afirmasi - Penyandang Disabilitas. Ia berhasil menyelesaikan studi S2 di Unair untuk jurusan Media dan Komunikasi.
Terlahir sebagai tunadaksa
Umar, begitu ia akrab disapa, memiliki kelainan fisik sejak lahir. Kedua tangannya memiliki ukuran kecil, bahkan ia tak memiliki jemari. Hal ini menjadikan Umar banjir cibiran sejak masih kecil.
Bukan hanya lewat cibiran verbal saja, bahkan sempat ada yang menyarankan orang tua Umar untuk menenggelamkannya saat masih kecil. Kedua orang tua Umar sama sekali tak menggubris cibiran ini, mereka justru membesarkan anak laki-laki ini dengan penuh kasih sayang.
Pendidikan Umar
Masa kecil Umar dihabiskan di Jeddah, Arab Saudi karena kedua orang tuanya mengadu nasib ke negeri minyak ini. Masa sekolah dasar dihabiskan di sekolah Indonesia-Jeddah dengan kurikulum yang tak jauh beda dengan di Indonesia.
Umar juga mendapat materi penguasaan Bahasa Arab. Bekal kemampuan bahasa inilah yang kemudian membawa Umar menjuarai berbagai kompetisi pidato. Umar kerap menyandang gelar juara untuk kompetisi pidato tiga bahasa yakni Arab, Inggris dan Indonesia.
Kembali ke Indonesia, Umar memilih melanjutkan pendidikan di Universitas 17 Agustus Surabaya di jurusan Komunikasi. Lulus dengan gelar sarjana, Umar kemudian menjadi praktisi kehumasan dan protokoler.
Semangatnya yang besar menjadikan Umar berniat melanjutkan S2. Ia kemudian mengikuti program afirmasi LPDP yang membuatnya mampu meraih gelar Master bidang media dan komunikasi dari Unair.
Umar berhasil menyandang gelar sebagai lulusan tercepat. Selama masa kuliah pun ia aktif mengikuti banyak kegiatan.
Mampu meraih sederet prestasi
Umar juga aktif mengikuti berbagai kegiatan, ia bahkan mampu menorehkan sederet prestasi. Ada lebih dari 30 judul seminar ia datangi sebagai narasumber dengan materi seputar inklusivitas.
Pada tahun 2020, ia juga berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu pemenang ICON PR (Public Relations) Indonesia. Umar juga mampu menyisihkan 6.553 peserta dan lolos seleksi mewakili Indonesia bersama 500 peserta lainnya dari 120 negara dalam program United People Global (UPG) Sustainability Leadership 2022.
Umar yang memiliki cita-cita sebagai dosen ini berpesan pada para difabel untuk keluar dari zona nyaman. Ia juga mengajak rekan-rekan difabel untuk mengaktualisasi diri agar dapat membuktikan bahwa para penyandang disabilitas itu tidak berbeda.
Berbagai beasiswa juga disediakan khusus bagi para difabel sehingga bisa digunakan sebagai kesempatan studi. Salah satunya melalui Beasiswa Afirmasi LPDP agar dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
Dtk/JMI/Red.
0 komentar :
Posting Komentar