pakar ekonomi dan politik Dr.Ir Rizal Ramli.M.A (rmol.id)
JAKARTA, JMI -- Ada logika yang salah diterapkan pemerintah dalam
menyikapi harga energi dalam negeri, khususnya bahan bakar minyak (BBM).
Baru-baru ini,
Indonesia menaikkan harga BBM dalam negeri. Kebijakan ini pun dinilai tidak
masuk akal lantaran tren harga minyak dunia sedang mengalami penurunan yang
cukup signifikan.
Demikian disampaikan begawan ekonomi, Rizal
Ramli dalam merespons sepak terjang pemerintah yang telah menaikkan harga
hampir seluruh jenis BBM, mulai dari nonsubsidi hingga BBM subsidi.
"Kenaikan harga ini harus dibatalkan karena
harga crude oil sudah turun. Dulu di awal perang Ukraina 100
dolar AS per barel, sekarang turun 87 dolar as per barel," kata Rizal
Ramli, Kamis (8/9).
Indonesia sejatinya bergantung pada harga minyak
dunia dalam menentukan BBM dalam negeri, khususnya nonsubsidi. Oleh karenanya, pemerintah
Indonesia perlu meniru negara-negara lain yang sudah mulai menurunkan harga BBM
di tengah tren penurunan minya dunia.
"Harga cenderung on the way turun.
Negara lain, Petronas (Malaysia) menurunkan, kita malah naikkan. Kebalik-balik
ilmunya," tegas Rizal Ramli.
Terhitung Rabu (7/9), harga minyak dunia kembali terjun bebas ke level
80 dolar AS per barel.
"Menurut saya, batalkanlah kenaikan ini,
biarkan masyarakat bernapas dulu supaya ekonominya pulih, nanti cari akal
lain," tandasnya
RMOL/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar