Subang JMI - Puluhan mahasiswa dan Ribuan buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Subang , turun kejalan,tumpah ruah memadati jalan otto iskandar dinata (otista ) Subang,long Marc dari perapatan wesel jalan Sutoyo menuju arah Pemda kabupaten subang, pada Kamis siang 15/9/2022.
Dalam aksinya Mereka mengkritisi kebijakan pemerintah hari ini yang menaikan BBM, yang tentu saja menurut para Buruh dan mahasiswa,sangat merugikan para buruh dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Salah satu koordinator aksi, Hesti Setyorini, menyebut jika tuntutan inti dari aksi aliansi buruh dan mahasiswa hari ini adalah menuntut turunkan kembali harga BBM.
"Ada beberapa elemen masyarakat termasuk aliansi buruh subang dan mahasiswa yang hari ini turun ke jalan, melakukan long march di sepanjang jalan otista menuju ke kantor Bupati Subang," katanya.
Selain isu kenaikan BBM, mereka juga menyuarakan soal pencabutan uu omni bus law, serta kenaikan umk subang. Hesti menegaskan jika aksinya dalam kesempatan itu hanyalah permulaan, untuk kembali menggelar aksi yang lebih besar pada 19 September mendatang.
"Soal kenaikan BBM ini cukup membuat sulit kami (buruh), sudah upah tidak pernah naik tiba-tiba BBM dinaikan. Ini jelas-jelas sangat memberatkan buruh. Ongkos yang sebelumnya cukup Rp10 ribu buat bensin sekarang Rp15 ribu," tambahnya.
Maka para buruh menurut Hesti harus kembali memenej upah yang sudah dua tahun tidak pernah mengalami kenaikan. Apalagi saat ini menurut Hesti lagi sudah jarang ada perusahaan yang menyediakan fasilitas jemputan.
Ketika disinggung soal long march, Hesti memaparkan jika memang itu salah satu misi yang dibawa oleh aliansi buruh Subang, untuk menyampaikan pada masyarakat luas bahwa aksi buruh bukan semata-mata untuk eksistensi.
"Kami ingin menyampaikan ke publik bahwa buruh dan elemen rakyat lain peduli untuk memperjuangkan nasib kita, karena memang harus diperjuangkan, tidak mungkin nasib baik itu akan turun begitu saja dari langit," jelas Hesti.
Belum lagi di Subang saat ini terutama di sektor padat karya kata Hesti lagi sudah ada 20.000 an buruh yang di PHK, bahkan jauh sebelum ada kenaikan BBM. Jika kesengsaraan PHK tersebut dilengkapi dengan kenaikan BBM hari ini, maka kata Hesti lagi, berjuang adalah pilihan yang wajib.
Ratusan petugas gabungan dari POLRI (polres Subang),TNI (kodim 0605 Subang,) ,Sat Pol PP, dan DLLAJ diturunkan untuk mengamankan aksi tersebut. Adapun pejabat Subang yang sejak awal terpantau mengikuti aksi tersebut adalah 2 anggota DPRD. Yakni Ujang Sumarna dan Asep Hadian.
Sepanjang aksi berlangsung, mereka berdua nampak diskusi serius dengan Kepala. Kesbangpol Rona mairansyah, serta Kapolres subang dan Dandim 0605 Subang,besar kemungkinan mereka mendiskusikan siapa yang akan menerima para aksi dari buruh dan mahasiswa tersebut.
Sementara itu para massa aksi menuntut untuk bertemu langsung Bupati Subang, dan bersama-sama Bupati melayangkan surat penolakan kepada Pemerintah Pusat untuk menolak kenaikan BBM.
Masa aksi berjalan lancar,aman dan kondusif.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar