Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy mengatakan faktor kenaikan harga BBM yang secara umum biasanya mendorong inflasi tergerek ke level yang lebih tinggi.
JAKARTA, JMI -- Center of
Reform (Core) Indonesia menilai pemerintah pusat dan daerah dapat saling
bekerja sama untuk menahan laju inflasi pada 2022. Hal ini
mengingat laju inflasi diperkirakan lebih
tinggi dibandingkan tahun lalu karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy mengatakan faktor kenaikan
harga BBM yang secara umum biasanya mendorong inflasi tergerek ke level yang
lebih tinggi.
“Kombinasi antara inflasi yang pada awalnya sudah tinggi dan
juga harga BBM memang berpotensi bisa mendorong inflasi berada di luar target
pemerintah, sehingga ini yang kemudian mendorong pemerintah pusat mengajak
pemerintah daerah saling bekerja sama dalam menahan agar laju inflasi kalaupun
meningkat tidak meningkat secara signifikan,” ujarnya ketika dihubungi
Republika, Ahad (18/9/2022).
Menurutnya pemerintah daerah juga bisa mengeluarkan kebijakan
agar dampak kenaikan inflasi tidak menggerus daya beli masyarakat terutama
kelompok pendapatan menengah ke bawah.
“Saya kira dalam konteks ini kemampuan beberapa daerah masih
relatif mampu terutama dalam konteks menjaga daya beli masyarakat mereka untuk
tetap terjaga selama periode inflasi yang berada pada level yang tinggi,”
ucapnya.
Menurutnya hal-hal yang kemudian juga perlu diperhatikan,
eksekusi belanja di daerah dapat membantu program untuk menjaga daya beli masyarakat
dan tim pengendali inflasi daerah bisa mitigasi kenaikan inflasi yang
disebabkan oleh beberapa faktor termasuk di dalamnya, misalnya faktor harga
pangan.
“Mengawasi alur produksi dan distribusi menjadi hal-hal yang
kemudian perlu diperhatikan dalam upaya menahan inflasi tidak terderek ke level
yang lebih tinggi,” ucapnya.
Sementara itu Direktur Center of Economic and Law Studies
(Celios) Bhima Yudhistira menambahkan pemerintah daerah memiliki tanggung jawab
untuk mengendalikan laju inflasi, meskipun selama ini sudah ada koordinasi di
bawah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Namun adanya insentif kemungkinan
pemerintah daerah bisa mendapatkannya, sehingga bisa menjadi strategi ampuh
untuk menurunkan inflasi khususnya inflasi pangan.
“Tak cukup hanya dengan insentif saja, pemerintah daerah perlu
meningkatkan koordinasi antar daerah yang surplus dengan daerah defisit pangan.
Hal ini karena daerah-daerah defisit pangan terkendala kontur wilayahnya,
tantangan segi logistik perlu dilakukan kerja sama dengan daerah lain yang
surplus,” ucapnya.
Menurutnya diperlukan juga pendataan yang valid, sehingga kepala
daerah harapannya menerjunkan tim langsung untuk melakukan cek harga secara
harian, sekaligus survey langsung kepada petani.
“Misal petani bisa cek langsung harga beras, dll,” ucapnya.
RPBLK/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar