Subang JMI - Dalam memanfaatkan limbah pabrik ,PT.Harapan baru sejahtera palstik (HBSP) sebagai perusahaan pengangkut, pengumpul dan pengolah limbah pabrik, memaparkan keterangan bagaimana cara pengolahan limbah berbahaya dan beracun (B3) menjadi barang yang bermanfaat.
Direktur operasional pelaksana PT.Harapan sejahtera plastik (HBSP) Yogi Permana Saat di temui para awak media di kantor nya Bekasi, Jawa barat sabtu 5/9/2022.
Yogi Permana mengatakan bahwa kami secara transparan memperlihatkan hasil awal proses dari pengangkutan limbah pabrik ke daerah pengumpulan , dari proses awal limbah kertas,limbah cair, limbah padat tanpa pemanfaatan akhir ,di sini kita ada beberapa gudang- gudang ,yang pertama dengan menggunakan gudang pengumpulan limbah yang mana di situ juga disesuaikan dengan kategori limbah yang disimpan di gudang,"imbuhnya .
Lebih lanjut yogi memaparkan Bahwa bermacam-macam tumpukan limbah,kita pisah-pisahkan di antara limbah-limbah tersebut ,di antaranya bertuliskan kategori 1 ,kategori 2, kategori 1 yaitu yang berbentuk asam yang akan menimbulkan korosid dan kategori 2 yang mengandung limbah cair yang ada kaitan kandungannya limbah berbahaya (B3) seperti oli ,limbah yang mudah menyala ,di antaranya oli, bensin ,tiner masuk ke situ itu kategori 2 ,ada yang kategori 1 limbah cair murni tetapi mengandung B3 ,kadang-kadang kita di perusahaan ada hasil bekas cucian-cucian lantai mesin dan yang lainnya itu harus dipisahkan, karena kalau limbah cairan di satukan homogenisasi dari limbah itu sendiri tidak akan pernah terjadi ,makanya kita pisahkan sesuai dengan aturan tata cara pengelola limbah B3 itu di tempat pengumpulan limbah , untuk limbah cair yang masuk ke mesin yang masuk ke mesin di proses dulu dengan menggunakan mesin elektroambulan, dengan menggunakan 4 tangki di mana ke 4 tangki yang disimpan tersebut ada bertuliskan kategori 1, kategori 2 ,kategori 3 ,di olah dengan proses pengelolaan di elektroambulan ,tidak boleh campur sesuai beberapa kategori, lop 1 tetap di habiskan, lop 2 kategori 2 terus , lotp3 kategori ketiga ,supaya hasil dari pengolahan limbah tersebut sendiri maksimal menghasilkan produk yang tidak mengandung limbah B3 lagi,"
hasil dari pengolahan limbah itu sendiri kita gunakan untuk pendinginan mesin alat-alat peleburan sama insulator , insulator itu alat untuk pemusnahan limbah padat yang mengandung kalori tinggi atau tidak di situ bisa dimusnahkan seperti limbah B3 , seperti perusahaan banyak yang membuat sarung tangan bekas medis atau dari rumah sakit, kandungan ketiga yang sangat berbahaya sekali otomatis kita harus bukakan dengan cara menggunakan mesin insulator ,di situ juga ada dua ruang bakar satu ruang Bakar satu menggunakan temperatur 700 , sampai 1000 derajat , karena semua limbah bakteri virus dari limbah rumah sakit harus mati virus nya, virus itu harus mati dalam kondisi temperatur di atas 1000 derajat, terakhir pada ruang bakar kedua ruang bakar dua itu keduanya yang dihasilkan dari pembakaran masih mengandung virus, mengandung karbondioksida , virus tersebut harus di bakar ulang sampai betul-betul menghilang dari segi efek racun atau virus nya , seterusnya temperaturnya itu dari 1000 sampai 1.200 derajat ke udara,jadi ruang bakar satu untuk mengoptimalisasi pembakaran dari gas buang sendiri , "
melalui peraturan pemerintah dengan keputusan daerah (Kepda) nya itu tidak boleh melebihi jenis 100 sampai 200 derajat ke udara , supaya tidak mengurangi atau merusak ozonisasi makanya di situ kita membutuhkan ruang pendinginan untuk gas buang dengan menggunakan wescraiber di mana limbah cair itulah yang digunakan untuk kegiatan insilirasi, supaya teratur udara buang gas buang memang mengikuti standar dari kementerian lingkungan hidup jangan lebih dari 150 sampai 200 derajat , apalagi kita limbah padat yang bernilai ekonomis,menurut saya seperti biasa tetapi dalam kandungannya itu mengandung limbah B3 makanya di kode limbahnya ada a345-2 itu mengandung limbah supaya teratur udara buang gas buang memang atau di sana itu akan mengakibatkan juga cara mesin untuk alat penghilang limbah B3 nya dari produk sendiri dengan menggunakan vrotakilen aluminium yang satu lagi ada yang namanya gross abu dari hasil pengukuran dengan temperatur 700 derajat tujuannya supaya kandungan limbah B3 nya menghilang , dengan emisi gas buang dari peleburan tersebut menggunakan siklon juga dan menggunakan limbah cair yang telah dikelola, jadi hasil dari semua pembakaran peleburan dan abu yang tadi kita lihat, karena prinsip pengelolaan limbah B3 itu jero to Zero, kita harus memanfaatkan hasil limbah terakhir dengan apa yang dimanfaatkan dengan menggunakan metode selanjutnya dengan menggunakan mesin cetak paping Blok, hasil dari paping blok sendiri bukan untuk kita jual tapi kita digunakan untuk CSR, nanti bisa kita coba dan terapkan di Subang kita akan coba lebih besar lagi, bukan paping Blok saja karena volume nya sangat besar,ini membuat saya menggunakan mesin abu pengolahan untuk membuat unit gorong-gorong artinya pemanfaatan dari paving blok tersebut untuk masyarakat, kalau untuk industri saya harus punya izin industri tapi untuk beda lagi jadi di sini dan kami pun tidak memasarkan hasil dari paping blok sendiri,tapi kita memasarkan hasil dari kegiatan produk pengelolaan limbah B3 untuk di manfaatkan menjadi paping blok , untuk pemerintah sebenarnya dengan kondisi sumber daya alam menipis jadi kita masih banyak perusahaan-perusahaan atau mungkin bengkel -bengkel limbah hasil kegiatan atau dari mereka yang punya motor, punya mobil olinya dari pada dibuang alangkah baiknyakita manfaatkan menjadi bahan bakar alternatif,dari limbah bekas industri seperti oli bekas atau bahan bekas yang lainnya itu dapat dijadikan bahan bakar alternatif ,untuk peleburannya sama untuk insulator karena insulator itu kan membutuhkannya. menggunakan bahan bakar murni kayak solar atau mungkin banyak yang pakai minyak tanah, yang mana itu semua dapat mengurangi sumber daya alam, untuk mencegah pengurangan sumber daya alam tersebut kita bisa memanfaatkan limbah bahan bakar yang tidak dipakai sama pihak industri,selama periode untuk menjadi bahan bakar fosil seperti ini tidak keluar , kita harus punya nilai pengolahan industri bahan bakar itu beda lagi kategorinya beda-beda begitu kalau semua untuk sistem pemanfaatan tersebut,"jelasnya.
Limbah B3 itu dijadikan kategori satu limbah cair itu menjadi bahan bakar atau menjadi bahan alternatif, atau bahan penunjang produksi sehingga bisa kalori contohnya air, yang kedua limbah yang bernilai ekonomis yang padat itu bisa dijadikan kayak tadi ada aluminium menjadi Blok Alumunium dan lain-lain,ke tiga pengukuran ekonomi dari limbah yang tidak bernilai menjadi ada nilai jualnya secara ekonomi ,kalau dari industri enggak begitu terlihat seperti ini tetapi dari segi pemanfaatan bisa jadikan nilai ekonomis ,"paparnya.
Sebagai penutup mungkin PT harapan sejahtera palstik yang akan sebagai father company menjadikan Subang untuk melakukan kegiatan yang sama di Subang, bahkan volumenya agak besar mengingat bahwa Subang itu di tahun yang akan datang akan menjadi kota industri yang terbesar ke-1 di Asia selain Karawang Dan Bekasi itu yang saya menjadi tertarik berinvestasi di Subang,"ungkap nya
AGUS HAMDAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar