Jakarta JMI, Penyebab penyakit jantung tidak melulu dikaitkan tentang rokok, pola makan yang tidak sehat, dan kurang berolahraga. Justru tidak sedikit dari kita mendengar kabar tidak mengenakan dari seseorang yang kehilangan nyawanya saat asyik berolahraga.
Apalagi dua tahun belakangan ini, kasus kematian mendadak ketika bersepeda mencuat di berita. Di sisi lain, bersepeda sendiri memiliki banyak manfaat, seperti melenturkan otot, menurunkan stres, membantu menghancurkan lemak, dan meningkatkan kebugaran kardiovaskular.
Lantas, mengapa masih ada saja orang mengalami serangan jantung saat bersepeda? Menurut dokter spesialis jantung, dr Dexanda Pravian, SpJP, kemungkinan ada faktor lain yang tanpa sadar orang tersebut bisa mengalami kolaps, seperti jantung koroner dan perokok. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah batas ketahanan tubuh untuk melakukan olahraga.
"Balik lagi ke korbannya. Dia ada riwayat penyakit atau tidak? Perokok, nggak? Istirahat yang cukup sebelum berolahraga, nggak? Nah yang paling kita takutkan ada jantung koroner karena itu penyakit mematikan tiga terbesarkan atau bisa juga sangking hobinya jadi ketahanan tubuhnya tidak ideal," kata dr Dexandra saat diwawancarai detikcom pada acara Indonesia Heart Bike 2022 yang diselenggarakan oleh Yayasan Jantung Indonesia, Minggu (25/9/2022).
Seseorang yang terlalu bersemangat melakukan aktivitas fisik, tidak hanya bersepeda, acap kali melupakan kapasitas tubuh sehingga organ-organ di dalamnya tidak bekerja dengan baik. Lagi pula, jantung perlu waktu untuk menormalkan iramanya sehingga aliran darah bisa lancar.
"Jantung pun itu butuh waktu untuk berdetak dan mengisi darahnya lagi. Kalau ia berdetak terus-menerus tanpa sedikit jeda, darahnya belum tentu ke isi," lanjut dr Dexandra.
Lebih lanjut, ahli jantung tersebut mengatakan setiap orang wajib mengetahui denyut maksimalnya agar mengetahui kapasitas jantung saat berolahraga. Kapasitas tersebut bisa didapatkan dengan cara mengurangi 220 dan usia saat ini. Hasil dari angkat tersebut, 50-70 persennya adalah target denyut jantung yang baik untuk berolahraga.
"Denyut maksimal 220 dikurangi usia. Target olahraga hanya sekitar 50-70 persen itu aja. Jadi, di rentang itu aja bagusnya," tuturnya.
Tak hanya gowes semata, acara yang diusung Yayasan Jantung Indonesia yang bekerja sama dengan detikcom ini telah menerima donasi sebesar Rp45 juta dari Hemaviton Cardio. Selain itu, produk air mineral, Le Minerale, ikut membagikan sumbangsihnya sebanyak Rp 30 juta demi membantu pengobatan masyarakat kurang mampu yang terkena penyakit jantung.
0 komentar :
Posting Komentar