JAKARTA, JMI -- Kasus penyakit cacar monyet di Amerika Serikat terus mengalami peningkatan. Data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan jumlahnya sudah melebihi angka 20.000 kasus.
Dari 20.733 kasus
yang diaporkan secara nasional pada Selasa (6/9), California memiliki kasus
terbanyak dengan 3.833, diikuti oleh New York dengan 3.526 dan Florida dengan
2.126.
Sejauh ini Amerika Serikat memiliki jumlah kasus
cacar monyet tertinggi di dunia.
Pemerintahan Joe Biden telah menghadapi kritik
dalam tanggapannya terhadap wabah cacar monyet, termasuk kegagalannya untuk
memesan cukup vaksin, mempercepat perawatan dan membuat tes tersedia untuk
mencegah wabah.
"Dari vaksinasi hingga komunikasi, upaya Gedung
Putih untuk memerangi virus cacar monyet telah kacau balau," kata
laporan Bloomberg baru-baru ini.
Sejak monkeypox memulai penyebarannya yang belum
pernah terjadi sebelumnya di seluruh negara pada bulan Mei, lebih dari 352.600
orang di AS telah menaruh kepercayaan mereka pada vaksin yang belum pernah
menjalani uji coba untuk mengevaluasi seberapa baik vaksin itu melawan virus
pada manusia.
Vaksin ini dirancang untuk mencegah cacar, virus terkait, dan penelitian
yang dilakukan oleh produsen Denmark telah menunjukkan bahwa vaksin itu juga
bekerja melawan cacar monyet, pada hewan.
Jauh lebih sedikit yang diketahui tentang cara
kerjanya pada orang. Tetapi pemerintahan Biden tidak hanya bertaruh bahwa itu
akan berhasil, tetapi juga dapat menghentikan penyakit menular yang melemahkan
lainnya menjadi endemik di AS, seperti yang telah terjadi selama beberapa
dekade di beberapa bagian Afrika.
Risiko dari strategi itu nyata: Jika vaksinnya
habis, orang Amerika akan mengidap penyakit lain, dan pejabat kesehatan hampir
pasti akan semakin merusak kepercayaan pada kesehatan masyarakat.
Ilmuwan yang frustrasi telah lama memperingatkan
wabah cacar monyet global. Setelah cacar diberantas pada tahun 1980, vaksinasi
rutin terhadap virus berakhir.
Cacar monyet diketahui kemudian berpindah dari hewan ke manusia di
beberapa bagian Afrika Tengah dan Barat, dan para ilmuwan khawatir bahwa ketika
kekebalan kelompok untuk cacar berkurang, cacar monyet dapat menggantikannya.
RMOL/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar