|
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan 17 provinsi di indonesia mengalami Stok Cabai Besar yang rawan |
JAKARTA,
JMI -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan
stok cabai besar di 17 provinsi saat ini dalam
kondisi rawan.
Tak
hanya itu, stok cabai besar di 10 provinsi juga dalam kondisi rentan atau
tidak aman. Adapun 17 provinsi dengan stok cabai besar rawan, di antaranya
Kalimatan Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Aceh, dan lain-lain.
Kemudian,
provinsi dengan stok cabai besar rentan atau tidak aman, di antaranya Riau,
Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Bangka Belitung, dan Kalimantan Tengah.
Sementara stok cabai di tujuh provinsi terpantau surplus atau aman.
"Kemudian
cabai rawit aman di 10 provinsi. Empat belas provinsi rawan, termasuk Jawa
Barat, Banten, DKI Jakarta, Lampung, Sulawesi Utara. Dan 10 provinsi rentan,
yaitu Maluku Utara, Kalimantan Utara, dan Maluku," kata Airlangga dalam
Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi 2022, Rabu (14/9).
Sementara
stok bawang merah aman di 14 provinsi, tetapi rawan di 4 provinsi yakni Sumatra
Selatan, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Stok bawang merah
tidak aman di enam provinsi, termasuk Kalimantan Utara, Bangka Belitung, dan
Papua.
Telur
ayam aman di 23 provinsi, tetapi rawan di delapan provinsi seperti Aceh, Nusa
Tenggara Barat (NTB) dan Kalimantan Tengah. Stok telur ayam tidak aman di tiga
provinsi, yaitu Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara
bawang putih, daging ayam, dan daging sapi terpantau aman di 34 provinsi.
Dalam
kesempatan yang sama, Airlangga juga memaparkan dampak kenaikan harga komoditas
yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan. Pertama, kenaikan harga beras yang
memberikan pengaruh sebesar 23,04 persen terhadap kemiskinan. Kemudian rokok
kretek 11,63 persen dan telur ayam ras 3,49 persen.
Maka
dari itu, pemerintah mempersiapkan sejumlah langka ekstra dalam mengendalikan
inflasi terutama di daerah. Pertama, memperkuat kerja sama antar daerah (KAD).
Kemudian operasi pasar, melakukan perdagangan digital, dan mempercepat program
tanam pangan.
Lalu,
menyusun neraca komoditas pangan, memperkuat sarana dan prasarana penyimpanan
produk hasil panen, dan memperkuat sinergi Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP)
dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
"Ini
yang diminta terus diikuti oleh tim pusat maupun daerah. Bapak presiden
(Jokowi) minta ini untuk terus dimonitor seperti kita memonitor covid-19,"
ujar Airlangga.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar