JAKARTA, JMI -- Setiap tahun, ada lebih dari satu juta orang yang terdiagnosis dengan kanker lambung di dunia. Sayangnya, kemunculan gejala kanker lambung kerap terabaikan sehingga penyakit ini menjadi terlambat ditemukan.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker lambung merupakan kanker paling mematikan keempat di dunia pada 2020. Pada tahun tersebut, ada sekitar 769 ribu kasus kematian akibat kanker lambung.
Seperti kanker lain, harapan
hidup dan keberhasilan pengobatan pasien kanker lambung akan semakin baik bila
penyakit ini ditemukan lebih dini. Akan tetapi, kanker lambung sering kali tak
terdeteksi pada stadium awal karena cenderung tak memunculkan gejala.
"Bahkan tanda kanker lambung awal yang paling umum, seperti
nyeri perut dan penurunan berat badan tanpa sebab, biasanya tak muncul sampai
kanker ini berkembang lebih berat," jelas Cleveland Clinic, seperti
dilansir BestLife, Sabtu
(6/8/2022).
Meski begitu, Cleveland Clinic mengungkapkan bahwa ada beberapa
gejala yang biasanya berkaitan dengan kanker lambung. Gejala tersebut meliputi
penurunan nafsu makanan, lelah atau lemas, mual, muntah, kesulitan
menelan, heartburn, gangguan
pencernaan, warna feses gelap, berat badan turun, nyeri perut, kembung, perut
bergas, serta merasa kenyang setelah menyantap makanan dalam porsi kecil.
Dari beragam gejala ini, chief of medicine dari Saint John's
Cancer Institute, Anton Bilchik MD PhD, mengungkapkan bahwa ada satu gejala
kanker lambung yang paling sering terabaikan. Gejala tersebut adalah penurunan
berat badan.
Hal ini cukup ironis, mengingat gejala ini dialami oleh cukup
banyak pasien kanker lambung. Studi dalam Journal of Cachexia, Sarcopenia, and Muscle misalnya,
menganalisis gejala penurunan berat badan pada berbagai jenis kanker
pencernaan. Studi ini menemukan bahwa sekitar 48 persen gejala penurunan berat
badan ditemukan pada kanker lambung.
Menurut para ahli, gejala penurunan berat badan jarang disadari
oleh pasien kanker lambung karena gejala ini tidak spesifik berkaitan dengan
kanker. Banyak dari pasien kanker lambung mengira penurunan berat badan yang
mereka alami disebabkan oleh hal lain.
Cleveland Clinic mengungkapkan bahwa siapa saja bisa mengalami
kanker lambung. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat membuat sebagian
orang menjadi lebih berisiko.
Sebagian dari faktor risiko tersebut adalah ada riwayat kanker
lambung di keluarga, atau memiliki salah satu dari masalah kesehatan ini:
infeksi helicobacter
pylori, GERD, gastritis, infeksi virus Epstein-Barr, tukak lambung,
atau polip lambung.
Faktor risiko lain dari kanker lambung kerap berkaitan dengan
pola makan atau kebiasaan sehari-hari. Misalnya, konsumsi makanan tinggi garam,
merokok, sering mengonsumsi makanan yang diasamkan atau acar, serta konsumsi
alkohol berlebih.
Cleveland Clinic mengatakan banyak pasien kanker lambung yang
baru terdiagnosis saat penyakit tersebut sudah berkembang lebih berat. Akan
tetapi, saat ini teknologi pengobatan medis memungkinkan pasien kanker lambung
untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih optimal.
Operasi misalnya, merupakan terapi yang lebih aman dan bisa
dilakukan dengan menggunakan teknik minimal invasif. Pengobatan-pengobatan
baru, khususnya imunoterapi, juga bisa digunakan secara efektif pada pasien
kanker lambung stadium lebih lanjut.
Terlepas dari semakin baiknya pengobatan medis untuk kanker
lambung, menemukan penyakit ini lebih dini akan sangat membantu. Oleh karena
itu, segera berkonsultasi dengan dokter bila mengalami gejala yang dicurigai
berkaitan dengan kanker lambung.
RPBLK/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar