JAKARTA, JMI -- Dokter
Spesialis Penyakit Dalam di RSUI dr. Anindia Larasati, SpPD, mengatakan, vaksin
untuk cacar monyet yakni JYNNEOS
(Imvamune/Imvanex) diberikan setelah seseorang terpapar penyakit. Dia, seperti
dikutip dari siaran pers RSUI, Selasa (23/8/2022), menjelaskan, cacar monyet
atau monkeypox disebabkan
virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).
"Virus dapat ditularkan
ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau
cakaran) atau pasien yang terkonfirmasi monkeypox," katanya.
Pedoman terbaru dari Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengingatkan
orang-orang harus sangat berhati-hati menghindari penyebaran virus ke anggota
rumah tangga mereka termasuk hewan peliharaan. Terkait vaksin, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan vaksin tidak 100 persen efektif dalam
keadaan apa pun.
Orang-orang dapat menurunkan risiko terpapar virus antara lain
dengan membatasi kontak dekat dengan orang yang diduga atau dikonfirmasi cacar
monyet, atau dengan hewan yang dapat terinfeksi. Langkah berikutnya, rutin
membersihkan dan mendisinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi virus
dari seseorang yang menularkan.
Orang-orang yang terkonfirmasi cacar monyet, harus mengisolasi
diri dari orang lain sampai semua lapisan kulit baru (setelah lesi muncul)
terbentuk karena ini akan menghentikan Anda dari menularkan virus ke orang
lain. Kemudian, hingga pakar kesehatan lebih banyak memahami tentang penularan
virus melalui cairan seksual, sebaiknya gunakan kondom sebagai tindakan
pencegahan saat melakukan kontak seksual selama 12 minggu setelah pulih.
Mengutip ABC
News, secara global lebih dari 38.000 kasus cacar monyet telah
dikonfirmasi, termasuk lebih dari 13.500 kasus di Amerika Serikat, menurut CDC.
Sebagian besar kasus yang telah terdeteksi pada gay dan biseksual. Namun,
pejabat kesehatan menekankan siapapun dapat tertular virus.
RPBLK/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar