JAKARTA, JMI -- China tak
main-main soal ancamannya terhadap Taiwan. Baru-baru ini, China
menembakkan rudal balistik Dongfeng ke perairan Taiwan, Kamis (4/8).
Tembakan rudal Dongfeng itu dikonfirmasi
Kementerian Pertahanan Taiwan. Mengutip Reuters, China menembakan beberapa
rudal balistik Dongfeng ke perairan bagian utara dan selatan Taiwan pada pukul
13.56 waktu setempat.
Belum berhenti sampai di situ, dua rudal
diluncurkan oleh China menuju kepulauan Matsu Taiwan sekitar pukul 14.00 waktu
setempat. Kedua rudal itu menuju ke dua titik latihan militer yang diumumkan
China sebelumnya.
AFP melaporkan China melangsungkan latihan militer
terbesar mengelilingi Taiwan pada hari ini, merespons kunjungan Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi beberapa waktu lalu.
"Enam area besar di sekitar pulau telah
dipilih untuk latihan tempur saat ini dan dalam periode ini, kapal dan pesawat
yang terlibat tidak boleh memasuki perairan dan ruang udara yang
dilibatkan," demikian pernyataan dari media pemerintah China CCTV, seperti
dikutip dari AFP.
Mengutip Global Security, rudal balistik Dongfeng
mulai dikembangkan China di bawah persetujuan Sino-Soviet pada periode
1957-1962. Pada awalnya, Uni Soviet (kini Rusia, red) mentransfer pelatihan,
model pertempuran, lisensi, dan dokumen teknis ke China untuk produksi rudal
balistik R-1 (SS-1) dan R-2 (SS-2) bertipe ground-based operational-tactical
ballistic missiles beserta R-11F yang bertipe sea-launched ballistic missiles.
Tak jelas roket mana yang akhirnya ditransfer Uni
Soviet kala itu. Namun ada kemungkinan Chiana mendapatkan SS-2, yang merupakan
modifikasi dari roket V-2 Jerman.
China pertama kali meluncurkan rudal Dongfeng
pertama (DF-1_ pada 5 November 1960 dari markas di Jiuquan. Kemudian China pun
mulai memproduksi DF 1 mereka pada 1960an.
DF-1 memiliki panjang 17,7 meter, dan berdiameter
1,65 meter. Ia juga memiliki berat peluncuran yakni 20,5 to dengan jarak tembak
590 km.
Sistem pengontrolannya merupakan campuran dari
sistem panduan inersia dan koreksi deviasi melintang.
Hingga kini, China telah memiliki 15 rudal
balistik Dongfeng termasuk DF-1. Rinciannya setelah DF-1, China memiliki
Dongfeng 2, 3, 4, 5, 11, 12, 15, 16, 17, 21, 25, 26, 31, dan 41.
Dalam perkembangannya, jarak tembak rudal Dongfeng
pun meningkat drastis. Dongfeng 41 (DF-41) yang paling terbaru memiliki jarak
operasional mencapai 14 ribu km dan bisa membawa 10 hulu ledak nuklir
independen.
Hal tersebut membuat DF-41 bisa menghatam bagian
mana pun di muka Bumi. DF-41 pun masuk ke dalam kategori rudal jarak jauh
dengan jangkauan terjauh di dunia, melampaui LGM-30 Minuteman milik Amerika
Serikat (13 ribu km).
Mengutip Eurasian Times, DF-41 sempat ditunjukkan
China dalam video singkat di Twitter. DF-41 dipamerkan bersama dengan senjata
dan pesawat lain semisal DF-17, helikopter Z-10, jet tempur J-20, Shenyang J-15
dan kapal induk Fujian.
DF-17 sendiri merupakan roket jarak menengah
(1800-2500 km) dan diluncurkan dari pelontar roket yang menggunakan sistem HGV.
Sementara, DF-41 disebut-sebut bisa mencapai Amerika Serikat hanya dalam waktu
30 menit karena luasnya jangkauan roket tersebut.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar