Jakarta JMI, Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di ‘Jurnal Royal Society Open Science’ melaporkan kepunahan mamalia laut jenis dugong di China.
Berdasarkan hasil survei selama 5 tahun terakhir, hanya 3 orang dari komunitas pesisir di China yang melihat dugong. Kepunahan dugong dikaitkan dengan perilaku satwa tersebut yang cenderung lambat dan santai. Ini membuatnya rentan terhadap penangkapan ikan dan kecelakaan pelayaran.
Mengutip
BBC, tak cuma dugong di China, peneliti mengatakan ancaman serupa juga
mengintai dugong-dugong di tempat lain. Sementara itu, Prof Samuel Turvey dari
Zoological Society of London (ZSL) mengatakan hilangnya dugong di China sebagai
kerugian yang akan menghancurkan.
Para
ilmuwan di ZSL dan Chinese Academy of Science juga sudah meninjau semua data
sejarah di mana dugong sebelumnya ditemukan di China. Data menunjukkan, tidak
ada penampakan yang diverifikasi oleh para ilmuwan sejak tahun 2000.
Para ahli
juga melakukan wawancara pada 788 warga yang tinggal di wilayah pesisir yang
diidentifikasi sebagai tempat tinggal dugong. Mereka ingin tahu kapan tepatnya
dugong terakhir kali terlihat. Rata-rata warga melaporkan sudah tidak
pernah melihat dugong selama 23 tahun. Hanya tiga orang yang melihat satu dalam
5 tahun terakhir. Itulah yang membuat para peneliti menyatakan dugong sudah
punah secara fungsional.
Apa dampak kepunahan dugong terhadap bumi dan manusia?
Dugong
sering diburu sejak abad ke-20. Banyak yang mengincar satwa laut ini untuk
diambil kulit, tulang, dan dagingnya. Selain itu, rusaknya habitat dugong
juga memicu lenyapnya satwa ini di China.
Ketika
spesies itu punah, dugong hilang dari rantai makanan. Hewan yang dahulu
memangsa dugong harus mencari sumber makanan baru kalau tidak mau kelaparan.
Hal ini dapat merusak populasi tumbuhan atau satwa laut lainnya. Tidak hanya
itu, jika pemangsa punah, populasi mangsanya dapat berkembang biak sehingga
membuat ekosistem lokal tidak seimbang.
Manusia
pada dasarnya berbagi ekosistem dengan spesies yang terancam punah. Itu berarti
bahwa ketika populasi suatu spesies berkurang, kehidupan manusia juga ikut
terpengaruh. Misalnya, ketika Bison Amerika mulai menghilang, manusia yang
biasa mengonsumsi bison untuk makanan akan ikut menderita dan harus bergantung
kepada sumber makanan lain.
Karena
itu, Prof Turvey mengatakan kepunahan dugong di China harus menjadi
peringatan bagi daerah lain termasuk Australia dan Afrika Timur. "Ini
menjadi pengingat serius bahwa kepunahan dapat terjadi sebelum tindakan
konservasi yang efektif dikembangkan," kata dia.
Dugong
sendiri merupakan satwa yang unik. Ia memiliki berat hampir setengah ton.
Dugong juga satu-satunya mamalia laut yang vegetarian.
Seperti
telah diulas di atas, dugong memiliki sifat yang lembut dan tampak jinak. Sifat
inilah yang mengilhami munculnya kisah pelaut kuno tentang putri duyung.
Sebelum
dinyatakan punah, dugong dapat ditemukan di 37 wilayah tropis di dunia,
khususnya di perairan dangkal di Samudra Hindia dan Pasifik bagian barat.
Sumber : CNBC Indonesia
0 komentar :
Posting Komentar