(ekonomi.bisnis)
JAKARTA, JMI -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor gandum dari Ukraina jeblok 97 persen sejak diserang oleh Rusia atau sepanjang Januari-Juli 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto mengatakan impor gandum
dari Ukraina hanya sebesar US$2 juta pada Januari-Juli 2022. Sementara, impor
gandum dari Ukraina pada periode yang sama tahun lalu mencapai US$91,4 juta.
Impor gandum dari Amerika Serikat (AS) juga terpantau turun dari US$121,1 juta
menjadi US$43,1 juta selama Januari-Juli 2022. Lalu, impor gandum dari Kanada
turun dari US$387,6 juta menjadi US$341,3 juta dalam tujuh bulan terakhir tahun
ini.
Begitu juga dengan Australia. Impor gandum dari negara itu merosot dari
US$986,7 juta menjadi US$787,7 juta pada Januari-Juli 2022.
Sementara, impor gandum dari India melesat dalam tujuh bulan terakhir.
Tercatat, total impor sebesar US$213,1 juta pada Januari-Juli 2022 atau naik
signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni US$36,6 juta.
"(Indonesia) sudah konsisten mengimpor gandum dari India," ungkap
Setianto dalam konferensi pers, Senin (15/8).
Lebih lanjut Setianto memaparkan impor gandum dari beberapa negara lain juga
meningkat. Argentina misalnya, total impor gandum tercatat naik dari US$162,2
juta menjadi US$520 juta pada Januari-Juli 2022.
Kemudian, diikuti Brazil yang naik dari US$30,3 juta menjadi US$211,2 juta pada
Januari-Juli 2022. Lalu, impor gandum dari Moldova naik dari US$2 juta menjadi
US$9,7 juta pada tujuh bulan pertama tahun ini.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
mengatakan terdapat sembilan negara yang melarang ekspor gandum pada tahun ini.
Beberapa negara yang dimaksud adalah Serbia, Aljazair, Kazakhstan, Kosovo,
India, Afghanistan, dan Ukraina.
Ia mengatakan Kazakhstan melarang ekspor gandum sampai 30 September 2022.
Sementara, Serbia, Afghanistan, Ukraina, India, Aljazair, dan Kosovo
memberlakukan kebijakan serupa hingga 31 Desember 2022.
"Dengan begitu (Indonesia) harus mengembangkan tanaman pengganti dari
gandum," ungkap Airlangga.
Salah satu tanaman pengganti gandum adalah sorgum. Airlangga mengatakan total
luas tanam sorgum baru 4.355 hektar per Juni 2022.
Lahan itu tersebar di enam provinsi dengan total produksi 15.243 ton atau
tingkat produktivitas 3,63 ton per hektar.
Pemerintah menargetkan luas tanam sorgum mencapai 15 ribu hektar tahun ini.
Dengan kata lain, masih kurang sekitar 10 ribu hektar lagi untuk mencapai
target.
"Sasaran tanam (sorgum) pada 2022 adalah 15 ribu hektar dan tentu ada
pengembangan 100 ribu hektare," ujar Airlangga.
Sementara, pemerintah akan menyiapkan lahan tanam sorgum seluas 115 ribu hektar
pada 2023 dan 154 ribu hektar pada 2024. Nantinya, penanaman sorgum akan
diprioritaskan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Pak presiden (Jokowi) minta diprioritaskan daerah NTT Kabupaten Waingapu
yang sudah dilihat oleh pak presiden," tutup Airlangga.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar