Subang JMI , Kunjungan silaturahmi jajaran pengurus komunitas buruh yang tergabung dalam organisasi Dewan pengurus Cabang ( DPC) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia SBSI 1992 di terima langsung oleh kepala Dinas kesehatan kabupaten Subang Dr.Maxi,SH,MH,kes..di ruang kerjanya, Senin (22/8/2022).
Dalam silaturahmi tersebut, Kepala Dinkes Subang Dr Maxi membahas situasi kesehatan dan pelayanan kesehatan di perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik yang sudah berproduksi di Kabupaten Subang.
Kepala Dinas kesehatan kabupaten Subang, Dr Maxi, usai melakukan pertemuan dengan jajaran DPC.SBSI 1992 di hadapan para awak media menyampaikan bahwa dirinya," mengungkap temuan mengejutkan bahwa masih banyak perusahaan-perusahaan atau pabrik di Subang belum memiliki sarana layanan kesehatan, seperti poliklinik dan ambulans. Hal ini membuat pihaknya prihatin manakala terjadi insiden atau hal-hal yang tidak diinginkan.
“Modal utama perusahaan itu adalah pekerja. Dan modal utama pekerja bagi kami adalah kesehatannya, bukan cuma tenaga atau sarana yang dia miliki. Kalau pekerja tidak sehat, bagaimana dia mau produktip,” ujar Dr Maxi kepada para awak media.
“Berdasarkan hasil pantauan kita, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sarana layanan kesehatan. Misalnya sebuah perusahaan itu punya karyawan seribu orang, tapi kok enggak punya klinik, enggak punya ambulan. Seandainya terjadi hal-hal yang emergensi, itu bagaimana penanganannya. Sehingga diperlukan kerjasama, kami dinas kesehatan beserta jajaran puskesmas ada di masing-masing wilayah tempat perusahaan itu berada,” paparnya.
Pihaknya mengaku siap bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang belum memiliki sarana layanan kesehatan. Namun sayangnya, kata Dr Maxi, pihaknya sering mengalami kesulitan untuk masuk ke perusahaan, karena tidak semua perusahaan mau bersikap terbuka.
“Orang kesehatan sebenarnya siap dengan program kesehatan kerjanya, program pencegahan penyakit menular seperi HIV, TBC, Hepatitis, kami punya semuanya. Tapi terkadang kami kesulitan masuk ke perusahaan. Tidak semua perusahaan terbuka kepada kami,” keluh dia.
Karena itu, melalui kerjasama dengan SBSI 1992 ini, diharapkan SBSI menjadi jembatan antara pihak perusahaan dengan dinkes khususnya tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, sehingga pihaknya bisa masuk ke perusahaan tidak hanya sebatas pelayanan bersifat kuratip seperti orang berobat atau penanganan kecelakaan, tapi juga pelayanan yang sifatnya preventip dan promotip, yakni pencegahan dan peningkatan kualitas.
“Sehingga kita berharap, kalau pekerjanya sehat, yang untung kan perusahaan juga,” kata Dr Maxi.
Pihaknya pun, tegas dia, akan segera menggelar sidak ke perusahaan-perusahaan yang diketahui belum punya layanan kesehatan.
“Ya kita merencanakan sidak juga agar bisa berkomunikasi langsung dengan owner atau manajemen perusahaan, kita ingin memfasilitas mereka agar lebih baik,” pungkas Dr Maxi.
Agus Hamdan/JMI/Red.
0 komentar :
Posting Komentar