presiden xi jinping sekaligus sekertaris jendral Partai Komunis China (PKC). (beritasatu.com)
JAKARTA, JMI -- Presiden China sekaligus
Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) saat ini, Xi Jinping,
disebut-sebut menjadi pemimpin paling otoriter setelah Mao Zedong.
Di bawah Xi Jinping, pemerintah China kerap
melakukan sejumlah tindakan tegas dalam mengatasi masalah.
Sebagaimana diberitakan CGTN, Xi hidup
bersama penduduk Liangjiahe di gua, pun tidur di kasur yang dibuat dari batu
bata dan tanah liat.
"Masyarakat hidup dalam kemiskinan. Mereka
bisa saja hidup berbulan-bulan tanpa daging. Yang paling ingin saya lakukan
bagi penduduk desa itu adalah tak hanya sesekali makan daging, tetapi bisa
sering memakan daging," kata Xi.
Revolusi Kebudayaan merupakan langkah Mao untuk menjaga
kekuasaannya di China dengan mengeliminasi musuh politiknya dan menghidupkan
kembali semangat revolusioner di negara itu.
Dalam program ini, Mao ingin membersihkan China
dari 'perwakilan borjuis' yang menyusup ke PKC, pemerintah, militer, dan elemen
lain. Mao juga menghancurkan ide lama, tradisi lama, budaya lama, dan kebiasaan
lama yang dikenal dengan nama 'Four Olds', dikutip dari History.
Britannica melaporkan pemerintah Mao kala itu
mencoba menghancurkan nilai tradisional China. Banyak lansia dan kaum
intelektual yang disiksa dan meninggal dunia kala program ini berlangsung.
Menurut Guo Yanjun, kepala dari Media CNHK, pengalaman
Xi Jinping menjadi buruh tani membawa pengaruh positif bagi pemimpin China itu.
"Bahkan setelah dia [Xi] menjadi pemimpin, ia
menolong para petani," tutur Guo.
Mao Zedong meninggal dunia pada 1976, sementara
ayah Xi sempat menjalani rehabilitasi dan menjadi Sekretaris PKC di Guangdong.
Xi sendiri lalu mengambil jurusan teknik kimia di
Universitas Tsinghua dan lulus pada 1979.
Setelah itu, Xi Jinping menjadi sekretaris teman
ayahnya, Geng Biao. Dari sana, karir Xi terus berkembang hingga menjadi
pemimpin Negeri Tirai Bambu saat ini.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar