Jakarta JMI, Selasa, 2 Agustus 2022. Sebuah halte transjakarta yang baru saja selesai dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta, tepatnya di depan kantor Balai Kota Pemprov DKI Jakarta Jl Medan Merdeka Selatan ambrol.
Peristiwa
ambrolnya halte transjakarta tersebut terlihat dari sejumlah foto-foto yang beredar
di media sosial kejadiannya pada hari Jumat (29/7/2022) malam.
Berdasarkan
informasi yang dihimpun, halte transjakarta ini termasuk dalam proyek
revitalisasi halte transjakarta denga senilai total Rp 600 miliar.
Kecurigaan pun muncul bahwa diduga kuat ada indikasi korupsi
dalam pembangunan halte transjakarta tersebut.
Boleh jadi
ada penyelewengan penggunaan anggaran dalam pembangunan halte transjakarta ini.
Kecurigaan
tersebut beralasan karena dalam pembangunan halte transjakarta di CSW
Jakarta Selatan saja mengalami pembengkakan dari Rp 80 milyar menjadi Rp 120
milyar.
Terbayang
oleh kita uang sebesar itu hanya untuk membangun halte transjakarta.
Kabar buang
beredar hingga saat ini halte transjakarta CSW di Jakarta Selatan itu belum
juga dioperasionalkan karena PT Transjakarta belum membayar lunas biaya
pembangunan halte transjakarta tersebut.
Penyelewengan
anggaran diduga berupa pengurangan dari angka anggaran sesungguhnya sehingga
berakibat pada penurunan kualitas materialnya dalam proses pembangunannya.
Karena
diduga anggarannya diturunkan maka pengadaan bahan materialnya yang diadakan
berakibat turun kualitasnya.
Penurunan
kualitas itu berakibat pada buruknya hasil pekerjaan dan mudah rusak atau ambrol
pada saat baru selesai.
Satu hal lagi, saat memulai pembangunan baru halte
transjakarta, ada bahan atau besi-besi dari bekas halte Transjakarta sebelumnya
yang masih bernilai sangat besar.
Nah
barang-barang besi dan lainnya dari halte bekas Transjakarta itu, apakah juga
sudah dihitung sebagai pendapatan bagi keuangan Transjakarta.
Ketua FAKTA
Jakarta dan Pengamat Transportasi, Azas Tigor Nainggolan menyikapi kejadian ini
mengatakan,
"Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
harus turun memeriksa penggunaan uang pembangunan proyek halte transjakarta
serta penjualan sisa bekas halte transjakarta sebelumnya yang nilai awalnya
sekitar Rp 2 milyar setiap halte. Pemeriksaan oleh KPK harus dilakukan juga
karena uang yang digunakan untuk membangun halte transjakarta adalah uang
subsidi dari warga Jakarta melalui APBD Jakarta," tulisnya di aku Facebook
pribadinya.
"Aneh
sekali pembangunan halte transjakarta ini, baru selesai dibangun langsung ambrol,"
sambung Azas Tigor Nainggolan.
"Juga
sangat aneh membangun halte transjakarta biayanya sampai Rp 100 milyar lebih.
Kalo lah saja uang sebesar itu untuk membangun program kesejahteraan warga
Jakarta, bisa menolong ribuan warga dari kesulitan ekonomi akibat dampak
pandemi," tambah Azas Tigor Nainggolan.
"Berarti pembangunannya tidak layak dan diindikasikan ada penyelewengan anggaran subsidi yang warga Jakarta," tandas
ZR/JMI/Red.
0 komentar :
Posting Komentar