WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Progres Proyek Smelter Freeport Di Gresik 34,9 Persen Juni 2022

ditjen migas (arifin tasrif)

JAKARTA, JMI
--  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan progres pembangunan proyek fasilitas pemurnian (smelter) tembaga baru PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur mencapai 34,9 persen pada akhir Juni 2022.

Hal itu diungkapkannya saat melakukan kunjungan kerja ke kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) Gresik.

"Dari yang terukur, progres (pembangunan) lebih cepat dari yang ditargetkan. Sudah mencapai 34,9 persen di akhir Juni 2022, dengan biaya yang dikeluarkan lebih dari US$1,15 miliar," kata Arifin didampingi Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di lokasi pembangunan smelter, seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (30/7).

Saat ini, sudah terdapat 10.500 titik tiang pancang serta berlangsung pula pengecoran (concrete pouring)untuk fondasi struktur.

"Ditargetkan akhir tahun 2022 mencapai 50 persen. Kami harapkan di kuartal II 2023 konstruksi udah selesai, terutama proyek smelting eksisting yang ekspansi," terangnya.

Guna mendukung pembangunan smelter berkapasitas 1,7 juta dry metric ton (dmt) itu dilakukan rekrutmen pekerja konstruksi sebanyak 3.500 orang, yang terdiri dari 98 persen tenaga kerja Indonesia, 50 persen diantaranya tenaga kerja lokal Jawa Timur. Hal ini diharapkan untuk menjaga akselerasi progres tersebut sedini mungkin.

"Proyek pembangunan harus tetap on progress. Untuk itu, kebutuhan tenaga kerja lokal akan dioptimalkan," ujarnya.

Dalam pembangunan smelter terdapat ekspansi kapasitas pada smelter eksisting sebesar 0,3 juta dmt per tahun oleh PT Smelting, serta pengolahan logam berharga (precious metal refinery) yang mencapai 6.000 ton per tahun.

PTFI sendiri menyiapkan investasi pada belanja modal (capital expenditure) sebesar US$3 miliar untuk proyek pembangunan smelter tersebut.

Arifin menekankan, pemerintah akan terus mendorong percepatan pembangunan, salah satu upayanya adalah dengan adanya pengaturan mengenai pertambangan, serta regulasi mengenai keharusan hilirisasi.

Dalam kesempatan yang sama Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengakui progres pembangunan saat ini sudah cukup bagus, dan melebihi dari yang telah ditargetkan awal, yaitu 34,3 persen.

"Untuk sekarang yang sudah kami kerjakan adalah beberapa pailing (pondasi tiang pancang) telah terpasang, yakni mencapai 11 ribu dari total 16 ribu pailing atau 65 persen, dengan kongkret pouring mencapai 20 ribu meter kubik, dari rencana total sekitar 220 ribu meter kubik," katanya.

Aktivitas pembangunan hingga kini dilakukan secara intensif, dengan perusahaan kontraktor PT Ciyoda International Indonesia (CII) yang fokus pemadatan lahan, serta dibantu Adhi Karya, serta beberapa kontraktor lokal lainnya.

Persetujuan masterlist pembangunan smelter telah didapatkan oleh Freeport Indonesia dari pemerintah. Untuk teknologi yang diterapkan dan dikembangkan pada pembangunan smelter tersebut berupa Double Flash Smelting & Converting yang telah diadopsi oleh beberapa negara di dunia, seperti China, India, negara-negara Kawasan Eropa, dan Amerika Serikat.

Adapun, produk utama yang dihasilkan pada smelter tersebut berupa katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, Platinum Group Metals (PGM), serta asam sulfat, terak, gipsum, timbal sebagai produk sampingan.

 

CNNI/JMI/RED

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Pemdes Mulyasari Gelar Ruwat Bumi, Rasa Syukur Kepada Sang Pencipta, Berharap Perekonomian Maju Diberikan Keberkahan dan Dijauhkan dari Segala Bencana

SUBANG, JMI - Pemerintah Desa Mulyasari ,Kecamatan Pamanukan, kabupaten Subang Jawa Barat menggelar acara Ruwat Bumi sebagai bentuk rasa sy...