JAKARTA, JMI -- Paus Fransiskus mengakhiri perjalanan di Kanada pada Jumat (29/7), dengan meminta maaf
secara langsung kepada masyarakat setempat atas 'dosa masa lalu' yang dilakukan
guru serta pengurus sekolah asrama Katolik.
Enam hari perjalanan 'ziarah penebusan dosa atau pertobatan' di
Kanada diawali Paus dari Alberta, kemudian ke Quebec, hingga jauh ke bagian
Utara dan mengakhiri perjalanannya di Nunavut untuk bertemu penduduk asli
Kanada, Metis dan Inuit.
Pertemuan
dengan penduduk asli pertama Kanada ini dimaksudkan untuk meminta pengampunan
atas kesalahan yang dilakukan Gereja Katolik Roma pada masa lampau.
Banyak
warga Kanada yang bersimpati atas tindakan pria berusia 85 tahun ini, karena
nekat melakukan perjalanan meski membutuhkan bantuan kursi roda akibat sakit
lutut. Kedatangannya bahkan disambut dengan pertunjukan tradisional disertai
dengan nyanyian.
Di
kota tersebut, Fransiskus mengatakan langsung permintaan maafnya di hadapan
sekitar 2.000 orang penduduk asli yang hadir.
"Saya
ingin mengatakan betapa saya sangat menyesal dan meminta pengampunan atas
kejahatan yang dilakukan oleh tidak sedikit umat Katolik yang berkontribusi
pada kebijakan asimilasi budaya dan pemberian hak pilih di sekolah-sekolah
itu," katanya.
Perkataan
Fransiskus disambut dengan teriakan segelintir orang, "Terima kasih!"
dan "Kami mencintaimu!" sambil berpelukan dan berpegang tangan saat
menyaksikan pidato sang Paus.
Permintaan
maaf disampaikan Fransiskus akibat banyak warga Kanada yang mengalami pelecehan
seksual dan fisik di sekolah-sekolah asrama yang dikelola oleh Gereja Katolik.
Bahkan,
tak sedikit atau ribuan penduduk yang diyakini meninggal karena penyakit maupun
kekurangan gizi akibat ditelantarkan saat menempuh pendidikan di asrama
Katolik.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar