JAKARTA, JMI -- Para ilmuwan menemukan lebih dari 30 spesies baru yang berpotensi hidup di dasar laut. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Zookey menilik ada keragaman spesies yang tinggi dari organisme yang lebih besar di dalam jurang laut.
Para peneliti dari Natural History Museum Inggris
menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh mengumpulkan spesimen
dari dataran abisal Zona Clarion-Clipperton di Pasifik tengah. Sebelumnya,
makhluk dari daerah ini hanya dipelajari dari foto.
Dari 55 spesimen yang
ditemukan, 48 dari spesies menunjukkan perbedaan. Hewan-hewan yang ditemukan
antara lain cacing beruas-ruas, invertebrata dari famili yang sama dengan
lipan, hewan laut dari famili yang sama dengan ubur-ubur, dan berbagai jenis
karang.
Sebanyak 36 spesimen ditemukan pada kedalaman lebih dari 4.800
meter, dua dikumpulkan di lereng gunung bawah laut pada kedalaman 4.125 meter.
Sementara 17 ditemukan pada kedalaman antara 3.095 dan 3.562 meter.
Temuan ini memiliki implikasi yang berpotensi penting untuk
penambangan laut dalam, seperti manusia menjadi lebih tertarik untuk
mengeksploitasi mineral dari dasar laut. Sebab aktivitas tersebut tampaknya
berpotensi mengganggu banyak makhluk.
Penulis utama studi tersebut, Dr Guadalupe Bribiesca-Contreras,
dari Natural History Museum mengatakan, penelitian ini penting tidak hanya
karena jumlah spesies baru yang berpotensi ditemukan, tetapi karena spesimen
megafauna ini sebelumnya hanya dipelajari dari gambar dasar laut.
"Tanpa spesimen dan data DNA yang mereka miliki, kami tidak
dapat mengidentifikasi hewan dengan benar dan memahami berapa banyak spesies
berbeda yang ada," ujarnya seperti dikutip laman The Guardian, Rabu
(27/7/2022).
Pemimpin kelompok studi penelitian laut dari National History
Museum, Dr Adrian Glover mengaku bahwa hewan berukuran milimeter yang disebut
mikrofauna sangat beraneka ragam, di dalam jurang laut. Namun menurut peneliti,
mereka tidak pernah benar-benar memiliki banyak informasi tentang hewan yang
lebih besar yang disebut megafauna, karena sangat sedikit sampel yang
dikumpulkan.
"Studi ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa keragaman
mungkin sangat tinggi dalam kelompok-kelompok ini juga," ujar Glover.
RPBLK/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar