JAKARTA, JMI -- Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) Amerika Serikat mengambil langkah bersejarah dengan
menyepakati Undang-undang tentang pembatasan senjata api, pada Jumat (29/7) waktu setempat.
Tujuan UU ini adalah membatasi penggunaan senjata api warga
sipil -- yang saat ini menjadi sorotan setelah terjadi serangkaian
penembakan massa yang mematikan, yang memakan korban anak-anak.
Jika berhasil disahkan ini akan menjadi
produk hukum pembatasan senpi pertama dalam beberapa dekade terakhir.
Meski demikian, UU ini diperkirakan akan gagal di tangan senat/kongres
AS.
DPR
memberikan persetujuan 217 berbanding 213 suara, dengan mayoritas persetujuan
datang dari partai Demokrat yang memang menguasai DPR. Sementara itu hanya
dua anggota Partai Republik yang mendukung larangan senjata api tersebut.
Setelah
disepakati oleh DPR, maka UU ini akan masuk ke Senat untuk diambil keputusan
lanjutan, karena AS menganut sistem dwi-kamar (bikameral).
"Di
mana kemungkinan besar akan gagal," tulis AFP.
Senat
AS beranggotakan 100 orang, dengan Partai Demokrat yang mendukung
pembatasan senjata api ini hanya memiliki 50 kursi. Artinya, untuk meloloskan
produk hukum ini, maka diperlukan 10 suara dari partai Republik.
Sebelumnya,
Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyebutkan RUU pembatasan senjata api ini sebagai
langkah penting untuk menekan kematian akibat kekerasan senjata di negaranya.
Menurutnya
UU ini akan berisi mengenai pelarangan penjualan, impor, pembuatan atau
transfer senjata semi otomatis tertentu di masyarakat sipil. Langkah ini untuk
menghindari terjadinya kembali kasus seperti penembakan massal yang baru-baru
ini di Buffalo, New York, Uvalde, Texas, dan Highland Park, Illinois.
Partai
Republik sejak lama tidak setuju dengan pembatasan ini dengan alasan
bertentangan dengan amandemen Undang-undang dasar, serta dinilai akan mematikan
produsen senjata, sementara yang menyebabkan kejahatan bukan produsen senjata
melainkan penjahat.
"Kami
akan terus melindungi hak semua pemilik senjata yang taat hukum yang
menggunakan, menyimpan, dan membawa senjata api dengan aman, termasuk
AR-15," kata Perwakilan James Comer dari Kentucky.
CNNI/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar