JAKARTA, JMI -- Pelaku penembakan massal di Chicago Highland Park, Illinois, Amerika Serikat (AS), Robert "Bobby" E. Crimo III, menghadapi tujuh dakwaan pembunuhan tingkat pertama, Selasa (5/7). Pria berusia 21 tahun itu berpotensi menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
Juru bicara Satgas Kejahatan Besar Lake County, Chris Covelli,
mengungkapkan, tim penyidik yakin, Bobby telah merencanakan aksi penembakan
brutal itu sejak beberapa pekan sebelumnya. Kendati demikian, menurut Covelli,
pihaknya belum menetapkan motif di balik penembakan tersebut.
"Tidak ada indikasi orang lain terlibat," ujar Covelli
dalam konferensi pers, Selasa, dikutip laman CNN.
Menurut Covelli, saat melakukan aksinya, Bobby menggunakan senapan bertenaga tinggi mirip dengan tipe AR-15. Bobby melepaskan setidaknya 70 tembakan dari atas atap salah satu toko yang berada di lintasan parade Hari Kemerdekaan AS, Senin (4/7). Aksi itu menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya.
Covelli menjelaskan, polisi belum menemukan
motif Bobby karena didorong kebencian rasial atau agama. Polisi pun belum
menemukan keterlibatan individu lain yang membantu Bobby.
Bobby dijadwalkan hadir di pengadilan pada Rabu (6/7). Pengacara
Negara Bagian Illinois untuk Lake County, Eric Reinhart, akan meminta hakim
menahannya tanpa jaminan. Reinhart mengungkapkan, puluhan dakwaan lain akan
dilimpahkan kepada Bobby.
Sementara itu, orang tua Bobby menyampaikan belasungkawa kepada
para korban penembakan yang dilakukan anaknya. Ucapan itu disampaikan orang tua
Bobby melalui pengacara mereka, Steve Greenberg.
Dalam keterangan persnya, Kepolisian Negara Bagian Illinois mengungkapkan, pada Desember 2019, Bobby pernah mengajukan permohonan kartu kepemilikan senjata atau firearm owner's identification (FOID). Ayahnya mensponsori atau mendukung proses tersebut.
"Subjek berusia di bawah 21 (saat itu
dia berusia 19) dan aplikasi disponsori oleh ayah subjek. Oleh karena itu, pada
saat peninjauan aplikasi FOID pada Januari 2020, tidak ada dasar yang cukup
untuk menetapkan bahaya yang jelas dan nyata serta menyangkal permohonan
FOID," kata Kepolisian Negara Bagian Illinois.
Pada September 2019, polisi pernah menyambangi kediaman Bobby. Kala itu, polisi menerima laporan keluarga bahwa Bobby mengancam akan membunuh semua orang. "Ancaman itu ditujukan kepada keluarga di dalam rumah," ungkap Covelli.
Setelah kejadian itu, polisi menyita
sejumlah barang, yakni berupa 16 pisau, sebilah belati, dan sebuah pedang.
Namun polisi tak menangkap Bobby karena tidak ada pengaduan resmi terhadapnya.
Covelli mengungkapkan, senjata-senjata yang digunakan Bobby saat
melakukan penembakan di Highland Park dibeli secara legal. Tidak ada indikasi
senjata yang dipakainya dimodifikasi.
Sumber : Republika.
0 komentar :
Posting Komentar