DEPOK, JMI -- Universitas Indonesia (UI) memperkuat peran Indonesia dalam Presidensi G20 dengan menyelenggarakan konferensi internasional yang bertujuan sebagai forum pertukaran ide yaitu dengan memaksimalkan potensi ekonomi digital.
"Menariknya, ketika kita mengalami pandemi COVID-19 selama
dua tahun belakangan,dalam penelitian kami pandemi ini ternyata menguak kembali
fakta tentang ketimpangan masyarakat. Termasuk utamanya adalah yang kami sebut
sebagai ketimpangan digital," kata Peneliti UI Dr Herdito Sandi Pratama MHum,
dalam keterangannya, Jumat (17/6/2022).
Herdito memaparkan penelitiannya yang berjudul Peningkatan
Keamanan dan Literasi Digital untuk Mewujudkan Kesejahteraan Global.
Perkembangan teknologi digital saat ini turut membawa perubahan besar pada
struktur ekonomi dan berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Sehingga, digitalisasi menghasilkan potensi sekaligus disrupsi
bagi pemerintah dan masyarakat global."Kebutuhan untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital mendorong perlunya pemahaman lebih
lanjut dan mendalam akan masalah digitalisasi ini dalam G20," katanya.
Peneliti UI lainnya Ratih Dyah Kusumastuti ST MT PhD, dalam
pemaparannya terkait dengan digitalisasi rantai pasok bahan pangan pokok untuk
meminimalkan dampak disrupsi."Pada tahun 2021, Indonesia menempati urutan
ke 69 dari 113 negara pada Global Food Security Index (The Economist Group,
2022), dengan skor keseluruhan sebesar 59,2, turun sebesar 2,2 poin dari tahun
2020. Disrupsi pada rantai pasok pangan pertanian, terutama pada pangan pokok
berdampak signifikan pada keamanan pangan dan hajat hidup masyarakat,"
ujar Ratih.
Lebih lanjut Ratih mengatakan, policy brief yang dihasilkan akan
memuat tentang kebijakan digitalisasi rantai pasok bahan pangan pokok hasil
pertanian dengan mengimplementasikan teknologi blockchain untuk meningkatkan
ketangguhan rantai pasok sehingga menjamin ketersediaan bahan pangan pokok bagi
masyarakat.
Sumber : Republika.
0 komentar :
Posting Komentar