Untuk Membangun Metaverse Di Indonesia Membutuhkan Waktu Yang Lama (ilustrasi) |
JAKARTA, JMI --
Perusahaan teknologi
lain ikut merapat, seperti Microsoft dan spesialis chip Qualcomm
yang berfokus pada pengembangan perangkat keras dan aplikasi untuk ruang
metaverse. Dalam istilah sederhana, metaverse adalah jaringan dunia virtual 3D
yang menggunakan teknologi seperti virtual reality (VR) dan augmented reality
(AR) untuk membantu orang saling terhubung di internet.
GlobalData
mencatat arus utama metaverse business to business (B2B)
setidaknya terlihat dalam satu dekade lagi. Permainan dan hiburan merupakan
salah satu peluang awal untuk teknologi gaya metaverse.
Di
Merlin Entertainment, CTO Lee Cowie, mengatakan, perusahaannya sedang
mengeksplorasi bagaimana teknologi dapat dikembangkan untuk metaverse.
Salah
satu wahana yang diluncurkan perusahaan belum lama ini di Legoland Windsor,
yaitu AR yang dibangun ke dalam aplikasi seluler. Selain itu, Merlin juga
menjalankan wahana dalam VR. Menurut Cowie, langkah-langkah tentatif ini
menunjukkan arah perjalanan menuju metaverse.
“Terlalu
dini untuk memahami apakah metaverse akan menjadi hal besar atau hanya kata
kunci dan latihan pemasaran. Tapi saya menduga itu akan memiliki momentum yang
cukup dan akan menjadi hal yang kami minati,” kata Cowie, dikutip ZDNet,
Selasa (21/6/2022).
Analis
Gartner, Mark Raskino, menyarankan, tantangan untuk mengisi pandangan manusia
dengan ruang gambar yang realistis dan mendalam merupakan masalah yang sangat
sulit untuk dipecahkan. “Saya percaya suatu hari bisnis biasanya akan dilakukan
dalam metaverse visual 3D yang sepenuhnya imersif. Tapi itu tidak akan terjadi
di tahun 2020-an. Mungkin tidak akan terjadi di tahun 2030-an,” ujar dia.
Salah
satu bidang di mana perkembangan menuju metaverse mungkin membuahkan hasil
adalah pendidikan karena teknologi dapat membantu mengembangkan pengalaman
belajar yang mendalam bagi siswa. CIO di Saïd Business School, Mark Bramwell,
mengatakan departemen IT-nya telah melakukan percakapan eksplorasi awal bersama
departemen pemasaran tentang bagaimana metaverse dapat digunakan untuk
menyampaikan kelas melalui AR dan VR.
Bramwell
mengklaim pihaknya telah mempertimbangkan aplikasi nyata, termasuk membantu
orang-orang di program MBA Saïd yang mencakup 340 siswa dari 60 negara yang
berbeda untuk bersiap pindah ke Inggris.
"Kami
sudah mulai berpikir tentang kemungkinan metaverse dapat memberikan induksi
virtual yang akan memberi siswa cara untuk bertemu kelompok mereka dan
berkeliling sekolah di dunia virtual. Mungkin universitas virtual masa depan
ada di metaverse di mana itu semuanya beroperasi secara virtual,” ucapnya.
Sumber : Republika.
0 komentar :
Posting Komentar