Jakarta JMI, Masih hangat diawal tahun baru 5 Januari 2022 KPK meringkus walikota Bekasi Rahmat Effendy korupsi berjamaah hingga total lembaga anti rasuah ini menggelandang 14 oknum termasuk ASN kepala dinas, camat, lurah dan oknum swasta dengan barang bukti OTT/Operasi Tangkap Tangan senilai 5,7 Milyar.
Sebelum jauh kita mengupas editorial ini mari sejenak mengingat ada diantaranya penggalan pesan moral yang agamis dari QS.Alhujarat.13 "Sesungguhnya yg paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa dan beriman". Firman Allah SWT ini mempertegas tentang tidak adanya membeda bedakan status dan identitas manusia apapun dihadapanNYA.
Penggalan lain Sabda Rasulullah Muhammad SAW kepada salah seorang sahabatnya yang meminta diangkat jadi pemimpin dalam sabdanya , "Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah dan sesungguhnya jabatan itu adalah amanah, bisa menjadi kehinaan dan penyesalan kelak dihari kiamat, kecuali orang yang memangku jabatan itu amanah dalam menjalankan hak dan kewajibannya".
Lanjut Rasulullah,"Tidaklah seseorang mempunyai keutamaan atas orang lain, kecuali karena Diin-nya atau amal salehnya". Diriwayatkan HR.Muslim.
Maka semakin jelas sikap buruk Korupsi adalah tidak memilah dikarenakan identitas dan status sosial, apakah dia tokoh agama, keturunan. Ningrat darah biru ataupun pejabat tinggi dengan berjuta lebel penghargaan bergengsi. Semua itu menjadi musnah tidak berarti ketika sudah menyandang sebagai Koruptor yang identik juga sebagai penghisap darah rakyat.
Bang Pepen sapaan akrab walikota bekasi Rahmat Effendy, termasuk pribadi yang sangat piawai dalam memangku jabatannya , sedikitnya debut karirnya dua priode mendapat penghargaan bergengsi mulai penghargaan dari pemerintah pusat, provinsi dan penghargaan dari pihak swasta, dan yang takjub lagi salah satunya penghargaan dari BPK/Badan Pengawas Keuangan terbaik dalam pengelolaan keuangan BUMD sebanyak dua kali penghargaan yang sama, cukup ironis bukan ?
Selama Pepen menjabat walikota Bekasi sedikitnya sudah 24 penghargaan diterimanya, belum lagi popularitasnya selalu menjadi tumpuan perhatian publik, misal pernah datang ke Istana kepresidenan RI, diantara rombongan bupati dan walikota hanya dia yang eksentrik dengan memakai kaos oranye dan sepatu boot bak pencinta kebersihan dan penggagas anti banjir.
Walikota Bekasi ini juga sempat disanjung dengan sikap pluralisme nya dengan memberikan perizinan gereja yang sebelumnya sempat menjadi polemik. Maka pengharagaan pun walikota sekaligus Ketua DPD Golkar Bekasi ini dapat pujian dari kelompok non muslim.
Tetapi dibalik kompetensi juga popularitasnya bak selebritas ini , Pepen kebelinger menggunakan kode "Sumbangan Mesjid" yang dikelola yayasan keluarga disetiap modus korupsi anggarannya itu, dengan menggunakan kepanjangan tangan kepala dinas, camat hingga lurah. Dan ujung ujungnya pihak swasta paham bahwa yang dimaksud sumbangan mesjid itu adalah Duit kompensasi gratifikasi agar proyek mereka lancar.
Data KPK hingga kini sudah menangkap 22 gubernur yang terlibat korupsi, sekelas bupati dan walikota sudah 122 dari 542 kabupaten/walikota yang ada di Indonesia, dan Jawa Barat menempati urutan pertama.
Mari kita semua mengambil hikmah atas kejadian ini, karena pada hakikatnya kejahatan terlebih kejahatan yang masuk dalam Extra Ordinary Crime/kejahatan luar biasa tidak memandang siapapun , apakah dia orang terpandang, apakah dia pemuka agama sekalipun, pemangku jabatan setinggi apapun tidak menghalangi tindakan raswah ini.
Ibarat semakin tinggi pohon berdiri maka semakin kencang angin menerpa, artinya semakin tinggi identitas dan jabatan seseorang maka semakin dahsyat setan menggoda .
Maka sebaiknya mari kita kembali pada moral keimanan ketaqwaan pada Allah SWT, Tuhan YME. Akhirul salam .
Editorial :
Tb.Boy Tanaya Paramarta
Jurnal Media Indonesia
0 komentar :
Posting Komentar