LIMAPULUH KOTA, JMI - Membangun kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal, memang merupakan satu dari tiga program terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Program tersebut terus digiatkan di seluruh pelosok Indonesia, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
Di Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Limapuluh Kota dinilai potensial dalam pengembangan perikanan air tawar karena memiliki letak geografis yang strategis dan dilengkapi dengan kekayaan sumber daya genetik ikan pada 15 aliran sungai besar. 589 jenis ikan air tawar dilaporkan dapat ditemukan di perairan Sumatera Barat.
Dengan bonus geografis tersebut, terutama pada ikan gurami yang merupakan ikan asli Indonesia, Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), yang merupakan unit pelaksanakan tugas (UPT) Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), memulai pengembangan gurami hibrida unggul yakni gurami BIMA.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi kampung gurami BIMA - Pokdakan Anak Kociak, mendorong Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota untuk melakukan budidaya ikan Gurami BIMA secara masif sehingga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi masyarakat. Menteri Trenggono ingin Gurami BIMA ini menjadi salah satu unggulan budidaya kearifan lokal.
"Saya kira biar kita bisa lihat, saya tadi minta Bapak Bupati agar ini digerakkan jadi satu budidaya kearifan lokal, dikembangbiakkan, dibuat modellingnya dulu, ditetapkan berapa target budidayanya, jika berhasil masyarakat akan ikut," ujar Menteri Trenggono, Kamis (3/6/2021).
Selain Gurami BIMA, Menteri Trenggono juga meminta ikan lokal lainnya yang memiliki nilai jual tinggi seperti ikan Gariang (Tor duorenensis) dapat dikembangbiakkan dan dibuat percontohan bagi masyarakat. Bila dukungan diberikan ke pembudidaya secara maksimal, dia optimistis tingkat kesejahteraan masyarakat dan pendapatan daerah akan meningkat.
"Yang pertama, ini adalah bagian dari pengentasan kemiskinan, dan yang kedua untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ikan-ikan ini punya nilai yang mahal, saya kira sudah bisa dibudidayakan secara masif, dan bisa dilakukan oleh masyarakat, dan kita akan lakukan pendampingan semuanya. Ini harus jadi pemicu pertumbuhan ekonomi. Jadi kita harus buat sebuah terobosan, saya minta Pemda untuk sisihkan 5 sampai 10% anggaran untuk budidaya ikan Gurami Bima ini," tegas Menteri Trenggono.
Gurami yang merupakan hasil persilangan strain gurami jantan Jambi dengan betina Majalengka, merupakan hasil dari program riset peningkatan mutu genetik 'Pembentukan Varietas Unggul Ikan Gurami Tumbuh Cepat' yang dimulai sejak tahun 2015.
Pencanangan Kampung Ikan Gurami BIMA di Nagari Suliki, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota dan launching Gurami BIMA, ditandai dengan peresmian secara langsung oleh Menteri Trenggono, pada 3 Juni 2021. Kampung Ikan Gurami menjadi semakin menarik karena mengangkat kearifan lokal dan mengusung budidaya ramah lingkungan atau green product, yakni produk perikanan yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, hingga tidak menghasilkan sampah berlebihan.
Gurami dapat diberikan pakan dedaunan dengan sedikit input pakan yang bahannya bersumber protein hewani. Sebagai kelompok herbivora, gurami mengandung anti oksidan, omega 3 dan albumin yang baik untuk kesehatan. Dengan mengusung green product, gurami juga dilirik di pasar internasional dengan banyak permintaan dari negara-negara yang mengusung produk eco friendly seperti di pasar Eropa dan Tiongkok.
Disamping itu, ikan Gurami BIMA juga bernilai ekonomis penting, karena mempunyai nilai pasaran yang tinggi, volume produksi makro yang tinggi dan luas, serta mempunyai daya produksi yang tinggi.
Keberadaan ikan gurami di Kabupaten Limapuluh Kota juga sangat penting karena ikan gurami merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan adat dan budaya masyarakat.
Sebagai salah satu kelompok yang akan mengimplementasikan Gurami BIMA untuk budidaya yaitu kelompok pembudidaya ikan 'Anak Kociak' merupakan salah satu Unit Perbenihan Rakyat (UPR) di Kabupaten Lima Puluh Kota tepatnya di Nagari Suliki, Kecamatan Suliki. Pokdakan ini mengelola lahan seluas 7 hektare dengan kolam sebanyak 65 buah.
Di Nagari Suliki sendiri terdapat 27 UPR yang mengelola pembenihan gurami dengan produksi benih saat ini sebanyak 7.879,18 ton dan sebanyak 58.270.405 ekor benih yang didistribusikan di luar Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu Payakumbuh, Riau, Batam dan Kepri. Dengan berbagai kelebihannya, diharapkan Kabupaten Limapuluh Kota dapat mengoptimalkan produksi benih per tahun sebanyak 150 juta ekor benih (peningkatan sebesar 55 persen) dan mampu menjadi kabupaten yang mandiri dalam penyediaan benih gurami.
Dengan adanya Kampung Ikan Gurami juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan budidaya, membuka lapangan pekerjaan, dan mewujudkan kampung-kampung perikanan yang mengusung kearifan lokal.
Dalam peresmian Kampung Ikan Gurami BIMA, Menteri Trenggono turut meninjau beberapa komoditas baru hasil riset lingkup Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Limapuluh Kota yaitu ikan Tor Duorenensis Gariang 'Sakti' sebagai ikon yang benilai jual tinggi dan memiliki nilai kearifan lokal dan juga ikan hias lokal yakni Green Sumatera, Rasbora Harlequin, Botia dan Rainbow Kurumoi.
Selain itu juga diserahkan bantuan induk dan calon induk kepada calon pengguna secara simbolis, berupa 20 ekor calon indukan ikan gurami BIMA, 200 ekor anakan ikan Tor, 50 ekor Green Sumatera, 50 ekor Botia Sumatera kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Limapuluh Kota; 20 ekor calon indukan ikan gurami BIMA dan 200 ekor benih calon induk gurami BIMA kepada Pokdakan Anak Kociak; 20 ekor calon indukan ikan gurami BIMA dan 50 ekor indukan rainbow kurumoi untuk DJPB; 50 ekor anakan ikan Tor untuk pemuka adat; juga 50 ekor anakan ikan Tor untuk pelaku utama usaha perikanan untuk Pokdakan Sarasah Jaya, Jorong Lubuak Limpato, Nagari Tarantang Kecamatan Harau serta serah terima dokumen persetujuan hibah lahan seluas 1hektare dari Bupati Lima Puluh Kota kepada Kepala BRSDM untuk pembangunan Instalasi Riset Perikanan Regional Sumatera.
BRPI Pusriskan juga siap berkolaborasi untuk perbanyakan calon induk gurami BIMA agar kebutuhan induk unggul di masyarakat dapat terpenuhi.
Pada kesempatan itu, KKP juga menyerahkan pinjaman modal Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP), dengan nilai total sekitar Rp1,625 miliar, kepada Anggola Marpauh (sektor usaha pembudidaya ikan); Pokdakan Mandiri; pegiat sektor usaha pembudidaya ikan; dan pegiat sektor usaha budidaya dan pemasar.
Gufron/Red/JMI
0 komentar :
Posting Komentar