WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Pernyataan Nyeleneh Hendropriyono Soal Palestina Harus Dilihat Dengan Kacamata Luas & Cerdas



EDITORIAL OLEH: BOY TANAYA
JAKARTA, JMI
- Salam hangat hari ini kita merayakan hari Kebangkitan Nasional untuk kita semua, berlanjut pernyataan Kepala STIN/Sekolah Tinggi Intelijen Negara AM Hendropriyono bahwa Indonesia bukanlah Palestina bukanlah Israel dan bukanlah Arab yang sementara beberapa elite menganggap statement itu 'Nyeleneh' hingga menimbulkan Pro dan Kontra dan jadi kontroversial antar kalangan elite, setidaknya marilah kita melihat pernyataan itu dengan kacamata luas dan cerdas  dan jangan diikuti rasa kepentingan politik pribadi apalagi kepentingan kelompok . 

Harus Equality dan Husnudzon/Berprasangka baik menyikapinya, demi kepentingan yang lebih besar untuk Bangsa dan Negara ini. 

Ketua Muhammadiyah yang juga Wakil Ketua MUI Anwar Abbas dan Menhan Prabowo Subianto juga Ustad Keturunan Cina Felix Siaw mengecam pernyataan mantan Kepala BIN itu, dikaitkan dengan Pancasila butir Kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, juga dianggap Rasis berpeluang mengadu domba antar sesama beragam agama suku adat di Nusantara tercinta ini maka kelompok yang berkeberatan ini menghimbau seyogyanya Hendro Priyono segera meminta maaf atas kekhilafannya itu.

Disisi lain banyak juga yang Pro seperti para Politisi eks Wakil Ketua Partai Gerindra Pouyono, Ferdinand Hutahean eks Partai Demokrat juga mantan wakil ketua DPR RI Fachry Hamzah, yang intinya pernyataan Hendro Priyono itu merespons gaduhnya sikap berlebihan tentang save Palestina, dan menggiring agar lebih banyak fokus dalam Negeri sendiri yang saat ini Gerakan Radikal KKB masih berkecamuk di Papua dan kelompok Islam Radikal di Sulawesi tengah apakah tidak sebaiknya kita termasuk para Jiwa Mujahidin berangkat kedaerah konflik itu.

Sementara Fachry Hamzah dalam respon normatifnya tentang ajakan Mantan Pangdam Jaya itu, lebih kepada logika sebab AM Hendropriyono dengan kepanjangan nama depannya Abdullah Mahmud Hendropriyono sudah jelas menunjukan nama kemuslimannya, selain itu seorang Jendral yang pernah jadi Pangdam Jaya, jadi kepala BIN ( Badan Intelejen Negara ) masa iya tidak memahami Pancasila, tentunya pernyataan itu punya maksud dan makna tersendirilah dan mengajak kita agar berskala prioritas adalah kepentingan Bangsa dan Negara dulu, untuk kita semua Bangsa Indonesia maka berprasangka baik dululah tentang pernyataan Hendro itu.

Dibagian lain Persfektif Jihad menurut Islam ada dua spesifikasi yakni Jihad Mal lebih kepada harta dan barang yang Kedua Jihad Nafs yang lebih menekankan pada diri sendiri dan jiwa raga dalam implementasinya yang juga diamini belum lama ini oleh Ketua Majelis Tarjih & Tajjid PW Muhammadiyah Sumut Sulidar, bahwa jihad Nafs adalah langsung turun ke kancah Konflik Perperangan. 

Ada 7 jenis Jihad, berperang di jalan Allah, Jihad Jalankan ibadah kepada Allah, Jihad menuntut ilmu, Jihad mengatakan hal yang benar dihadapan pemimpin Zhalim, Jihad buat orang tua dan keluarga, Jihad melawan napsu dari diri sendiri dan yang terakhir adalah jenis Jihad untuk para janda, fakir miskin.

Maka melihat sikon saat ini diiringi dengan masih berlangsungnya pandemi Covid.19, seyogyalah Jihad Indonesia ke Palestina dengan cara memanjatkan doa, mengirim bantuan setidaknya Obat-obatan, Pangan dan Pakaian.

Demikian sekelumit editorial ini semata agar kita lebih menyikapi pernyataan itu secara kacamata lebar dan jangan sampai kecerdasan kita hilang atau tertutupi hanya lebih kepada sarat kepentingan politik kelompok tertentu. Tetap Rukun damailah NKRI .

Tb.Boy Tanaya P.Sip/Red./JMI
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Terkait Pergantian Calon Terpilih Anggota DPRD, "Ketua Bersama Empat Anggota KPU Kabupaten Grobogan Di Periksa DKPP

SEMARANG, JMI - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menggelar sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyeleng...