WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Menteri Trenggono Ingatkan Debitur Disiplin Bayar Cicilan

JAKARTA, JMI – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengingatkan kepada para debitur agar disiplin dalam membayar cicilan. Demikian pula kepada para pendamping, agar betul-betul membantu debitur demi kelancaran pengembalian modal usaha yang digulirkan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Hal tersebut disampaikan dalam rangkaian Kunjungan Kerja di Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (2/5/2021). “Supaya didampingi yang mendapatkan pinjaman, terutama yang besar, supaya tidak menunggak,” ucapnya.

Menteri Trenggono menyerahkan dana bergulir sebesar Rp515 juta kepada enam pelaku usaha bidang kelautan dan perikanan, yaitu pembudidaya udang, produksi garam, serta pengolah dan pemasar hasil perikanan (poklahsar). 

Anggraini Zega, Kepala Sub Divisi Operasional LPMUKP yang turut serta dalam kegiatan tersebut, menegaskan agar pinjaman modal dimanfaatkan dengan baik, tepat sasaran sesuai tujuan awal. Misalnya saja untuk pengembangan usahanya, maka tidak boleh dialihkan ke hal lainnya.

"Saya ingin dapat membayar tepat waktu. Bila nanti butuh tambahan, karena track record bagus, top up akan jauh lebih mudah,” tuturnya .

Anggraini juga mengajak pelaku usaha tidak sungkan berkonsultasi dengan pendamping bilamana ada permasalahan.

Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin memberikan dukungannya atas program LPMUKP. "Program dari LPMUKP nih bagus banget, saya suka banget, dan sangat membantu. Banyak nelayan yang ada di sekitar Mayangan membutuhkan, tapi mereka kekurangan dana. Saya harap semoga LPMUKP juga dapat men-support para nelayan tersebut," tuturnya.

Kepala Dinas Perikanan Kota Probolinggo Yoyok Imam juga siap mendukung program LPMUKP lebih lanjut, karena sudah banyak penyuluh yang melibatkan pendamping dari LPMUKP. “Tetap dibutuhkan sosialisasi lebih berkelanjutan,” ujarnya. 
 
Sementara itu, Suparyono, Ketua Kelompok Usaha Garam Rakyat Kalibuntu Sejahtera 1 Desa Kalibuntu, Probolinggo, mengaku sebelumnya sulit mendapatkan KUR dikarenakan termasuk kelompok risiko tinggi. Tahun 2017, ia mengajukan pinjaman ke LPMUKP melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Probolinggo. Kini, kelompok usahanya sedang melakukan peminjaman yang kedua untuk membeli garam dari anggota dengan harga tinggi, agar tidak menjual ke tengkulak.

Suparyono pernah memenangi lomba inovasi tingkat Provinsi Jawa Timur pada 2018. Ia menang setelah mendapatkan pinjaman dari LPMUKP dan arahan pendamping. Modal digunakan untuk membangun rumah simpan atau gudang dan pembuatan jalan cor untuk garam. Produksi garam super tidak boleh kontak langsung dengan tanah. 

Pinjaman modal juga digunakan untuk pengembangan garam on/off Katup Gadis dari bambu ke paralon dan membrane UV.  Sistem ini sebenarnya sederhana, yakni meja kristal yang biasanya dari tanah, diganti menggunakan geo isolator. Dipasang juga batang-batang bambu berukuran kecil panjang dan melintang dengan arah melebar. Dari atas bambu dipasang penutup dari geo isolator. “Jadi kalau turun hujan, tidak perlu khawatir gagal panen, yakni cukup meja kristalnya ditutup dengan geo isolator dan besoknya tinggal buka untuk dijemur lagi,” ucapnya.
Nama inovasi on/off Katup Gadis berarti buka tutup garam jadi super. Garam on/off atau buka/tutup yang diterapkan kelompok Kalibuntu Sejahtera 1 telah diadopsi sejumlah daerah untuk mengantisipasi musim hujan.

“Alhamdulillah, sistem on/off sudah diadopsi oleh beberapa petani garam di luar daerah Probolinggo sejak Februari 2018,” kata Suparyono. 

Daerah lain yang sudah menggunakan sistem kristalisasi garam on/off, antara lain Banyuwangi, Sumenep, Rembang, beberapa kabupaten di NTB, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Suparyono kerap membagi ilmunya melalui media sosial. “Mereka banyak tertarik untuk menerapkan pola yang sama dan akhirnya saya mengajari mereka dan tidak ada royalti untuk saya, namun saya hanya meminta pencantuman nama “on/off” di nama depannya,” tuturnya.

Karena inovasi ini pula, kelompok garam Kalibuntu Sejahtera 1 lancar dalam pembayaran pinjaman karena petani bisa panen 1,5 ton garam dalam waktu tujuh hari dan petani pun tetap bisa produksi garam saat masa pancaroba dan musim hujan.

Suparyono yakin, bila produksi garam di Indonesia dapat berlangsung sepanjang tahun dengan menggunakan sistem on/off ini, produksi akan berlangsung sepanjang tahun tanpa terkendala cuaca sehingga harga garam petani tetap stabil dan tidak anjlok.

Gufron/Red/JMI
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

PJ.Bupati Subang Membuka Job Fair dan Panen Melon Hasil Tanam SMK Negeri 2 Subang, Tegaskan Rekrutmen Tenaga Kerja Bersih dari KKN

Subang, JMI - Pj. Bupati Subang, Dr. Drs. Imran, membuka acara Job Fair dan Panen Melon hasil tanam SMKN 2 Subang yang berlangsung di Aula S...