JAKARTA, JMI – Tak hanya kehidupan sehari-hari yang telah mengalami transformasi digital, sistem pendidikan khususnya di Indonesia juga ikut merasakan adanya percepatan transformasi metode pembelajaran ke arah digital di satu tahun terakhir, sejak pembatasan sosial dan diberlakukannya sistem pembelajaran jarak jauh (PSJJ) untuk semua institusi pendidikan.
Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional, pelopor aplikasi pembelajaran online, Cakap, menerbitkan ‘Social Impact Report 2020’ pada tanggal 3 Mei 2021. Laporan tersebut memuat bagaimana Cakap memanfaatkan teknologi informasi sebagai platform yang menyediakan solusi pembelajaran terdepan, yang telah memberikan akses ke pendidikan berkualitas tanpa mengharuskan para peserta didik mengunjungi institusi pendidikan secara umum.
“Berawal dari keyakinan kami akan akses pendidikan yang berkualitas adalah alat yang dapat mengubah hidup, Cakap hadir dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang mudah dan fleksibel, untuk mendorong peningkatan kualitas SDM. Kami bukan hanya menyasar pada para pelajar tetapi juga para pelaku pendidikan, agar sama-sama bisa membangun kualitas diri masing-masing demi kemajuan bangsa di masa depan,” ucap Tomy Yunus, Co-founder dan CEO Cakap.
Tomy menjelaskan, Bagi kami, tahun 2020 menjadi tahun pembelajaran dan transisi, sekaligus momentum dimana Cakap turut mengambil bagian dalam mendukung upaya Pemerintah untuk terus memberikan pendidikan yang efektif kepada siswa, sekalipun tidak ada tatap muka.
Fakta bahwa 94% pelajar kehilangan akses akan pendidikan di sekolah akibat pandemi, kemudian membawa sistem pembelajaran EduTech menjadi solusi alternatif yang paling logis untuk dapat diadaptasi oleh institusi
pendidikan.
Tak hanya akibat pandemi, namun dengan populasi penduduk Indonesia yang tersebar di sekitar 17.400 pulau, keseimbangan dan pemerataan akses pendidikan selama ini menjadi tantangan.
Kesiapan fasilitas Cakap sebagai salah satu penyedia layanan EduTech, membawa Cakap menjadi jembatan yang menghubungkan para pelajar dan para guru dari 95 kota lebih, di 34 provinsi.
Dalam laporan diuraikan bahwa selama tahun 2020, Cakap telah turut memberdayakan lebih dari 600 guru profesional dari seluruh pelosok Indonesia, agar para guru tersebut mampu mendapatkan penghasilan yang stabil sekaligus merasa nyaman mengajar karena dapat mengajar dari mana saja, bahkan dapat menjumpai muridnya yang berjarak lebih dari 5.000 KM jauhnya.
Cakap juga terus mengembangkan program kemitraan dengan lebih dari 188 perusahaan, yayasan, dan institusi pemerintah untuk memberikan akses pendidikan berkualitas di desa-desa tertinggal di pelosok nusantara, seperti Toba, Sumba, Lombok, Halmahera, hingga Sorong.
Secara peningkatan penyelenggaraan pendidikan, berikut beberapa pengaruh sosial yang dapat disorot selama perjalanan Cakap di tahun 2020. Di seluruh Indonesia, lebih dari 120.000 siswa telah berhasil menyelesaikan program pembelajaran melalui Cakap. Cakap telah menyelenggarakan lebih dari 500.000 sesi kelas sepanjang tahun, Lebih dari 13.000 keluarga di desa-desa tertinggal tersentuh dampak secara sosial, karena anak-anak mereka berkesempatan memiliki pendidikan berkualitas secara khusus dan intensif melalui platform Cakap.
Dampak-dampak tersebut merupakan tindakan nyata yang dilakukan Cakap dalam misinya untuk mendorong sistem pembelajaran digital sebagai alat yang dapat memberantas ketidaksetaraan akan akses pendidikan berkualitas di Indonesia.
“Melanjutkan komitmen kami, Cakap akan terus berupaya membawa Indonesia maju dengan turut berkontribusi mencetak SDM unggul Indonesia, agar bisa meningkatkan kompetensi bangsa dan berdaya saing tinggi di mata dunia,” tutup Tomy Yunus.
Gufron/Red/JMI
0 komentar :
Posting Komentar