Jakarta JMI, Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib menuturkan salah satu cara kelompok teroris untuk mengumpulkan dana latihan hingga operasi adalah melalui bisnis narkoba.
Ia mengatakan hal tersebut disebut dengan narco-terrorism.
Ridwan mengatakan kelompok teroris yang menjadikan bisnis narkoba untuk menjadi sokongan dana dilakukan oleh kelompok Taliban di Afghanistan.
Ia mengatakan Taliban menggunakan opium sebagai ladang bisnis. Uang yang dihasilkan digunakan untuk mendirikan kamp pelatihan, hingga membeli senjata dan peledak.
"Ini muncul di Afghanistan, jadi saat itu kelompok Taliban memang menjual opium. Di Afganistan memang mereka lahan ganja dan opium gede banget, jadi mereka menggunakan itu," kata Ridwan, ketika dihubungi, Kamis (6/5).
Ridwan mengatakan di Indonesia, narco-terrorism belum eksis. Ia mengatakan sejauh ini sejumlah dugaan narco-terrorism belum terbukti kebenarannya. Sehingga, ia menilai saat ini, kelompok teroris di Indonesia, seperti Jamaah Ansharut Daulah yang terakhir diketahui mengumpulkan dana melalui kotak amal.
"Di Indonesia belum eksis. Dulu pernah diduga akan dilakukan di kelompok JAD di Aceh, tapi tidak terkait antara penjualan ganja di Qceh dengan kelompok teroris di Aceh. Dulu juga ada informasi soal jaringan Freddy Budiman yang sudah dieksekusi mati di Nusakambangan itu membantu Aman Abdurahman ISIS , tapi sampai sekarang bukti otentik atau hukumnya belum ditemukan," kata Ridwan.
Faisal 6444/Red/JMI
0 komentar :
Posting Komentar