JAKARTA, JMI - Srikandi Tenaga Pembangunan (TP) Sriwijaya menggelar Fokus Grup Diskusi (FGD) pertamanya secara Daring Sabtu (17/4/2021) bertemakan “Peran Srikandi Sriwijaya dalam Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Bumi Sriwijaya”.
Dalam sambutan Dr. H. Sudirman D. Hury, SH. MM. M.Sc., selaku Ketua Umum Tenaga Pembangnunan (TP) Sriwijaya mengatakan, Membicarakan peranan perempuan dan perlindungan terhadap anak dalam sebuah rentetan sejarah terjadi dominasi laki-laki dalam semua masyarakat sepanjang zaman, kecuali pada masyarakat yang memegang sistem material di Minangkabau yang jumlahnya tidak begitu banyak.
"Perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki.
Dari hal inilah muncul sebuah doktrin, ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dianggap tidak cocok sama sekali memegang kekuasaan karena mereka tidak memiliki kapabilitas seperti yang dimiliki laki-laki. Karena itu, perempuan tidak setara dengan laki-laki. Laki-laki harus memiliki dominasi dan menjadi lebih superior daripada perempuan, menjadi pemimpin baginya dan berhak menentukan masa depan, baik yang bertindak sebagai ayah maupun suami," ucapnya.
Lebih jauh Ketua Umum Tenaga Pembangnunan (TP) Sriwijaya memaparkan, alasannya untuk kepentingan keluarga sehingga perempuan harus tunduk pada
jenis kelamin yang lebih unggul, dengan dibatasi hanya di rumah maupun dapur. Mereka dianggap tidak akan mampu mengemban tugas yang lebih berat di luar rumahnya. Maka laki-laki dianggap yang berhak mengikuti aktivitas sosial di luar rumah.
Terkait dengan itu semua, Indonesia telah meratifikasi konvensi wanita dalam segala bentuk diskriminasi yang didasarkan pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang harus dihapus, misalkan dalam dunia politik, bukan hanya milik pria namun perempuan juga harus sama posisinya, baik dalam partai politik, anggota legislatif maupun pemerintahan. Dengan demikian terjadi perbedaan antara laki-laki dan perempuan bukan dari jenis kelaminnya, tapi dari penghargaan prestasinya.
Kenyataannya, di Indonesia diskriminasi terhadap perempuan hingga kini masih saja terjadi walaupun CEDAW telah diratifikasi melalui UU No.7/1984. Indonesia juga telah meratifikasi International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) melalui UU 12/2005 dan juga International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (ICESCR) melalui UU 11/2005 Pada UU 23/2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diharapkan dapat dijadikan sebagai perlindungan hukum terhadap perempuan dan anak dan terbentuknya pusat pelayanan terhadap korban baik untuk kekerasan terhdap perempuan maupun anak.
Di samping itu, terkait dengan Perlindungan Anak, Indonesia telah meratifikasi Convention on the Rights of the Child (CRC) melalui Keppres No.36/1990. Bahkan, pada tahun 2002 telah diterbitkan UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak yang kemudian dilakukan perubahan melalui UU 35/2014 dimana dalam pasal 21 ayat 4 dan 5, disebutkan Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggungjawab untuk melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan perlindungan anak di daerah.
Dan terkait dengan hal tersebut, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindugan Anak Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri No.11/2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/ Kota Layak Anak yang ditetapkan pada tanggal 23 Desember 2011 dan diundangkan pada tanggal 6 Februari 2012 melalui berita negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 168.
Ini menunjukkan betapa Pemerintah Indonesia sangat peduli dengan peranan kaum perempuan dan perlindungan anak menjadi prioritas dalam setiap program-programnya.
Itu gambaran betapa relevannya tema FGD yang diselenggarakan oleh Srikandi TP Sriwijaya. Salah satu bukti bahwa para perempuan yang tergabung dalam Srikandi TP Sriwijaya saat ini sudah memahami betapa pentingnya peningkatan kompetensi SDM ditandai dengan pemahaman akan perkembangan pesat teknologi informasi yang dihadapkan dengan era Revolusi Industri 4.0 dimana artificial intelligence akan mengalahkan kekuatan SDM ketika kita tidak berupaya mengembangkan potensi dan kompetensi kita dari segala lini dan aspek kehidupan agar kaum perempuan tidak dipandang sebelah mata oleh pihak manapun dan apabila melalui Srikandi TP Sriwijaya, kaum perempuan di Bumi Sriwijaya khususnya dan di negeri tercinta ini pada umumnya dapat berperan dalam segala bidang kehidupan melalui forum-forum seperti ini.
Bahkan, saya selaku Ketum TP Sriwijaya berharap banyak kelak Srikandi TP Sriwijaya ini akan selalu berada di garis depan menjadi pejuang pemikir dan pemikir pejuang bagi kelangsungan kehidupan kaum perempuan dan perlindungan anak khususnya di bumi Sriwijaya yang kita cintai.
Semoga FGD ini akan menjadi kemanfaatan
bersama bagi kita semua dan akan mendapat nilai ibadah tentunya Last but not least, Jayalah Srikandi TP Sriwijaya, bermanfaatlah bagi semua melalui implementasi program kerja yang tidak hanya sekedar wacana, tapi akan menjadi penuh makna apabila kita sadari bersama bahwa tugas mulia di depan mata kita.
Dalam kesempatan ini Ketua Umum Srikandi Sriwijaya, Nyimas Aliah, SE. S.Sos. M.Ikom dalam paparannya "Peran Srikandi TP. Sriwijaya dalam Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Bumi Sriwijaya mengatakan, Paparan Ketua Umum TP Sriwijaya sangat perspektif sekali dalam memberikan arahan tentang kesetaraan gender sudah sangat jelas, sehingga kita sangat bersemangat.
"Perspektif ini dimulai dari Ketum akan mengalir keseluruh anggota TP Sriwiijaya. Kita berharap kedepannya seperti ini terus agar ada keseimbangan," ucap Nyimas Aliah.
"Menindaklanjuti apa yang disampaikan Ketum tadi bahwa tugas mulia sudah didepan mata kita, sudah terbayang apa yang akan kita lakukan tentunya tidak akan bisa sendiri. Bersama kita pasti kuat," ungkapnya.
Dikatakan Nyimas Aliah, Amanah dari Ketum TP Sriwijaya bagaimana membawa Srikandi ini untuk bersama-sama dengan TP Sriwijaya untuk saling mengingatkan. Saya sangat optimis dan yakin dibawah kepemimpinan Ketum dan kita bersama Srikandi, nama besar Sriwijaya ini akan makin berkibar.
Lebih jauh Nyimas Aliah mengungkapkan, Peran Srikandi saya melihat perempuan-perempuan hebat dengan SDM yang luar biasa yang perlu kita berdayakan dan coba mempersiapkan pondasinya bersama, menguatkan AD/ART, Visi Misi sehngga Srikandi kedepan akan makin lebih berkibar lagi dalam mendampingi TP Sriwijaya.
Awal Mei ini mulai purna tugas, saya memang berharap untuk karir kedua bagaimana bisa tetap berkarya dan semangat tidak boleh surut itu menjadi suatu prinsip. Dalam berkarya sesuai kemampuan, potensi, dan juga berbagi pengalaman ilmu yang ada.
Kedepannya kita berharap setelah pertemuan ini segera merumuskan para pengurus yang kita lihat SDM nya sangat bagus kita akan karyakan. Kita diskusikan apa yang menjadi sasaran target dari program kita
Mengenai pusat pengurus Srikandi adalah badan otonom dari TP Sriwijaya atau organisasi sayap dari TP Sriwijaya. Sriwijaya adalah organisasi kemasyarakatan milik masyarakat bumi Sriwijaya yang kita kenal dengan tenaga pembangunan (TP) Sriwijaya.
TP Srikandi Sriwijaya adalah organisasi perempuan se Sumbagsel yang merupakan sayap dari TP Sriwijaya berkedudukan sebagai Pengurus Pusat untuk mengembangkan pengurus daerah Srikandi Sriwijaya di wilayah Sumbagsell
Yang menjadi permasalahan TP Srikandi menurut Nyimas dan juga beberapa informasi dari para senior kita bahwa tahun 2012 sudah ada kegiatan dimana ada hambatan dan perkembangannya maju mundur.
Secara umum bisa kita rumuskan, permasalahan TP Srikandi belum menjadi organisasi yang mumpuni untuk mengembangkan pengurus daerah karena selama ini kita belum dengar di lima provinsi ada Srikandi TP Sriwijaya.
Kemudian, stigmastisasi sayap TP Sriwijaya belum diperhitungkan keberadaannya, juga pemberdayaan perempuan internal masih minim disemua bidang. Pemberdayaan perempuan disemua bidang hanya dilakukan oleh para ketua bidang dibawah wakil ketua umum.
Perlindungan anak sewilayah Sumbagsel belum menjadi agenda Srikandi TP Sriwijaya yang mana persolannya cukup mengkhawatirkan. Srikandi TP Sriwijaya belum menjadi mitra Kementerian/ Lembaga (K/L) di tingkat Pusat dan Daerah.
Harapannya pada tahun 2021 ini minimal satu K/L yang bisa kita gandeng sebagai mitra daripada Srikandi Sriwijaya.
Belum optimalnya peran perempuan di semua bidang pada pengambil keputusan perlu perjuangan. akses keadilan hukum pada perempuan masih rendah. Perlunya pndamping yang perspektif pada isu perempuan karena dampaknya sangat buruk bagi korban dan memprihatinkan.
Kita berharap para srikandi bisa melibatkan tokoh adat, tokoh agama Sumbagsel untuk membantu rehabilitasi sosial juga membantu pendampingan korban.
Program strategis melalui TP Sriwijaya, Srikandi ini kita harapkan sebagai mitra sejajar di TP Sriwijaya. Kemudian dalam program Terpadu Pembangunan di lima provinsi kita berharap Srikandi sebagai perekat karena keunggulan yang dimiliki perempuan.
Srikandi sebagai garda terdepan untuk melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan.
Visi Srikandi Sriwijaya adalah mewujudkan sumber daya manusa perempuan dan anak Sumbagsel yang tangguh, mandiri,, terampil, dan berakhlak mulia memuju Sumbagsel yang berdaya saing untuk Indonesia maju.
Misi Srikandi Sriwijaya adalah meningkatkatkan pemberdayaan perempuan disemua bidang, meningkatltkan perlindungan perempuan dan anak dari berbagaibtindak kekerasan, menjngkatkan prestasi perempuan, mempererat tali persaudaraan dengan pertemuan-pertemuan rutin.
Yang menjadi permasalahan TP Srikandi menurut Nyimas dan juga beberapa informasi dari para senior kita bahwa tahun 2012 sudah ada kegiatan dimana ada hambatan dan perkembangannya maju mundur.
Secara umum bisa kita rumuskan, permasalahan TP Srikandi belum menjadi organisasi yang mumpuni untuk mengembangkan pengurus daerah karena selama ini kita belum dengar di lima provinsi ada Srikandi TP Sriwijaya.
Kemudian, stigmastisasi sayap TP Sriwijaya belum diperhitungkan keberadaannya, juga pemberdayaan perempuan internal masih minim disemua bidang. Pemberdayaan perempuan disemua bidang hanya dilakukan oleh para ketua bidang dibawah wakil ketua umum.
Perlindungan anak sewilayah Sumbagsel belum menjadi agenda Srikandi TP Sriwijaya yang mana persolannya cukup mengkhawatirkan. Srikandi TP Sriwijaya belum menjadi mitra Kementerian/ Lembaga (K/L) di tingkat Pusat dan Daerah.
Harapannya pada tahun 2021 ini minimal satu K/L yang bisa kita gandeng sebagai mitra daripada Srikandi Sriwijaya.
Belum optimalnya peran perempuan di semua bidang pada pengambil keputusan perlu perjuangan. akses keadilan hukum pada perempuan masih rendah. Perlunya pndamping yang perspektif pada isu perempuan karena dampaknya sangat buruk bagi korban dan memprihatinkan.
Kita berharap para srikandi bisa melibatkan tokoh adat, tokoh agama Sumbagsel untuk membantu rehabilitasi sosial juga membantu pendampingan korban.
Program strategis melalui TP Sriwijaya, Srikandi ini kita harapkan sebagai mitra sejajar di TP Sriwijaya. Kemudian dalam program Terpadu Pembangunan di lima provinsi kita berharap Srikandi sebagai perekat karena keunggulan yang dimiliki perempuan.
Srikandi sebagai garda terdepan untuk melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan.
Visi Srikandi Sriwijaya adalah mewujudkan sumber daya manusa perempuan dan anak Sumbagsel yang tangguh, mandiri,, terampil, dan berakhlak mulia memuju Sumbagsel yang berdaya saing untuk Indonesia maju.
Misi Srikandi Sriwijaya adalah meningkatkatkan pemberdayaan perempuan disemua bidang, meningkatltkan perlindungan perempuan dan anak dari berbagaibtindak kekerasan, menjngkatkan prestasi perempuan, mempererat tali persaudaraan dengan pertemuan-pertemuan rutin.
Permasalahan memberdayakan perempuan disemua bidang masih harus diberdayakan melalui ketua bidang dibidangnya masing-masing.
Perlindungan perempuan yang dimaksud adalah bagaimana upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi perempuan, memberikan rasa aman, memenuhi hak-haknya dengan memberikann perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditujukan untuk mencari kesetaraan gender.
Melalui Srikandi kita juga buka bidang bagian pengaduan yang mengalami kekerasan yang mana tugasnya sebagai mediasi untuk mencegah kekerasan itu berlanjut dan mewujudkan keluarga Samawa.
Perlunya partisipasi anak bagaimana menjadikan anak itu anak yang cinta damai, toleransi, berani mengemukakan pendapatnya. Anak tidak harus menjadi kehendak orangtuanya, anak harus juga dilibatkan partisipasinya.
Untuk program pembangunan PPPA tahun 2020 -2024 ini lima arahan Presiden pointnya pemberdayaan perempuan dibidang kewirausahaan, disini para Srikandi ini banyak bergelut bisnis, dan yang punya kewirausahaan.
Untuk program unggulan Srikandi Sriwijaya dalam penggiat perdamaian, mencegah konflik dan perunding perdamaian. Disini memuat semua persoalan perempuan baik melindungi perempuan, bagaimana jadi korban kekerasan. Dengan iconnya Srikandi Sriwijaya penggiat perdamaian.
Kita juga ada program perempuan kepala keluaga (PK) yang bekerjasama dengan Masjid Agung Palembang bisa kita jadikan rule model program Srikandi Sriwijaya bagaimana memberdayakan PK.
Terakhir, kami menghimbau bersama untuk mewujudkan perempuan Sumbagsel terdepan dalam membangun perdamaian melalui Srikandi TP Sriwijaya untuk Indonesia Maju.
Ini adalah mimpi kita bersama, mari kita wujudkan supaya lebih baik lagi kedepannya. Banyaknya Srikandi hebat dan ini menjadi keyakinan apalagi dibawah bimbingan Ketum dan petjnggi TP Sriwijaya.
Nara sumber lain yang mengasi diskusi FGD Lily Puspasari SE. AK. MA. "Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender". Ir. Dewi Arimbi Suharto Alamsyah "Pemberdayaan Ekonomi Perempuan"
Gufron/Red/JMI
0 komentar :
Posting Komentar