WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Optimalisasi Partisipasi Ekonomi Perempuan Tingkatkan Perekonomian Nasional

JAKARTA, JMI - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menekankan pentingnya optimalisasi partisipasi perempuan di bidang ekonomi untuk meningkatkan perekonomian nasional, khususnya di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, tidak hanya mengisi 49,2 persen dari populasi Indonesia, tetapi perempuan juga telah membuktikan kekuatannya dalam menghadapi berbagai tantangan dan peristiwa krisis dalam sejarah Indonesia, salah satunya di sektor ekonomi. 

“Di tengah situasi pandemi yang sedang kita hadapi ini, perempuan juga turut ambil bagian dari berbagai perjuangan yang luar biasa. Perempuan-perempuan akar rumput di berbagai daerah Indonesia nyatanya telah membantu pemerintah dalam mengisi ruang-ruang yang sulit dijangkau maupun belum tersentuh program sama sekali,” ujar Menteri Bintang dalam Diskusi Publik Online Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), Rabu (28/4/2021). 

Lebih lanjut, Menteri Bintang menyebutkan bahwa berbagai isu perempuan, khususnya dalam masa pemulihan pandemi Covid-19, merupakan isu yang kompleks dan multisektoral. “Strategi penyelesaiannya tidak bisa dilakukan melalui satu pendekatan dan melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) saja. Dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai stakeholder untuk bersama-sama memberikan perhatian dan menyelesaikannya," tuturnya. 

Dalam diskusi tersebut turut hadir tiga perempuan akar rumput yang bergerak di berbagai bidang, yaitu kewirausahaan, koperasi, serta literasi digital. Rini Chanifah salah satunya. Seorang perempuan asal Pandeglang Banten yang mendorong kolaborasi antara pengrajin keceprek dengan para perempuan muda di desanya dengan tujuan untuk pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan perekonomian. 

"Di desa saya yang sangat pelosok ini, hampir semua perempuannya adalah pengrajin keceprek dan emping, tapi mereka kebingungan bagaimana cara pemasarannya, karena pemasaran mereka hanya secara konvensional, sehingga belum banyak orang yang mengenal dengan produk keceprek ini. Di situ saya tergerak dan berpikir untuk mengajak perempuan muda bergabung dan berkolaborasi bersama pelaku usaha yang sudah puluhan tahun melakukan produksi keceprek. Kami berinovasi dengan memunculkan rasa keceprek yang kekinian, yaitu rasa seblak dan cabai hyau," ungkap Rini. 

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA, Lenny N Rosalin mengapresiasi ketiga perempuan akar rumput tersebut. “Ke depan Kemen PPPA akan fokus pada perempuan yang selama ini belum tersentuh dan belum diberdayakan, contohnya perempuan penyintas kekerasan, perempuan penyintas bencana, dan perempuan kepala keluarga. Nanti kalian yang mengajarkan, yang memberikan inspirasi, sharing suka duka kesuksesannya, sehingga punya semangat yang sama dan mereka bisa bangkit, karena kalian sudah mempraktekkan dan sudah menunjukkan hasil. Misal korban bencana Covid-19, suaminya meninggal dunia dan meninggalkan tiga anak balita. Sementara, selama ini pendapatan hanya dari suaminya, dengan kita mendampingi ibu-ibu seperti ini, mereka bisa punya pendapatan untuk menghidupi keluarganya,” tutur Lenny. 

Sementara itu, Divisi Keluarga dan Kesejahteraan Sosial Pusat Kajian Gender dan Anak Institut Pertanian Bogor (IPB), Herien Puspitawati, menyebutkan dari hasil evaluasi pelatihan keuangan yang dilakukan oleh PPSW, dapat dilihat bahwa ada perubahan positif yang signifikan, salah satunya adalah meningkatnya pengetahuan menilai secara efektif 

kebutuhan untuk meminjam uang, membuat usaha ekonomi yang produktif, hingga menambah aset. “Penambahan aset ada yang bentuknya sepeda, sepeda motor, renovasi rumah, perhiasan, membeli tanah, dan lain sebagainya," ungkapnya. Herien pun menekankan beberapa poin penting, yaitu the power of networking, the power of social media, balancing work and family, the power of digital literacy, dan kemandirian ekonomi di hari tua. 

Ketiga perempuan akar rumput yang hadir pun menyuarakan harapannya untuk bisa meningkatkan perekonomian, kemandirian, hingga tingkat literasi digital perempuan di Indonesia. “Kita lanjutkan semangat Kartini di masa new normal ini dengan terus bergerak, berdaya, dan berkarya demi kemajuan perempuan Indonesia dan demi meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia,” ujar Rini. 

Gufron/Red/JMI
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

SMK NEGERI 6 Kuningan Selalu Meningkatkan Mutu pendidikan secara Berkelanjutan dan inovatif

Kuningan, JMI - Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) akan selalu berkelanjutan untuk Meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki per...