JAKARTA, JMI - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendukung penuh keinginan Pemerintah Kota Pekalongan untuk mengembalikan kejayaan sektor perikanan tangkap sebagai penopang pertumbuhan ekonomi daerah. Hal itu disampaikan Menteri Sakti Wahyu Trenggono saat bertemu Wali Kota Pekalongan di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Jumat (16/4/2021) sore.
Kota Pekalongan berjaya sebagai penghasil produk perikanan terbesar pada tahun 90-an. Daerah dengan panjang garis pantai 6,15 kilometer ini berada pada simpul pergerakan strategis yaitu jalur Pantura. Di sana terdapat fasilitas strategis skala nasional yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan, serta memiliki komoditas unggulan diantaranya ikan pelagis kecil seperti layang, banyar, dan lemuru.
Ada beberapa persoalan saat ini yang menyebabkan menurunnya produktivitas sektor perikanan tangkap di Kota Pekalongan. Seperti sedimentasi atau pendangkalan alur di muara Kali Loji sehingga kapal kesulitan keluar maupun masuk pelabuhan. Kemudian rutin terjadi rob yang menyebabkan aktivitas perikanan terganggu.
Menteri Trenggono menyebut salah satu kunci mengurangi terjadinya banjir rob di wilayah pesisir adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
“Saya minta ini betul kepada Pak Wali untuk membangun kesadaran masyarakat untuk tertib menjaga kebersihan. Langkah kecil itu bisa menjadi salah satu upaya dalam menangani banjir rob yang selama ini terjadi. Kita akan kerja sama dengan pemerintah daerah,” himbau Menteri Trenggono.
KKP kakan memberikan dukungan penuh agar sektor perikanan di Kota Pekalongan kembali menggeliat. Salah satu yang sudah diagendakan adalah pembangunan pelabuhan on shore melalui Ditjen Perikanan Tangkap (DJPT) KKP yang terintegrasi dengan penanganan banjir.
Menteri Trenggono meminta jajarannya di DJPT untuk rutin turun ke Pekalongan guna memastikan rencana pembangunan pelabuhan tersebut berjalan dengan baik. Dia ingin pembangunan dilakukan secara matang sehingga keberadaan pelabuhan benar-benar membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
“Saya meminta Pak Dirjen untuk turun langsung ke lapangan, untuk memastikan apakah on shore itu dapat berjalan dengan baik, dan untuk mengetahui benefit ke generasi berikutnya seperti apa, itu yang harus kita pikirkan,” tegas Trenggono.
Sementara itu Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaidi menceritakan, banjir rob menyebabkan aktivitas pelelangan di Kota Pekalongan terhenti sejak 29 Januari hingga 5 Maret 2021. Akibatnya, ekonomi nelayan maupun masyarakat yang selama ini beraktivitas di pelelangan, ikut terganggu. Bahkan minat investasi ikut terhambat.
“Rob ini telah membuat area Tempat Pelelangan Ikan (TPI) tergenang, mengganggu akses jalan dan aktivitas bongkar. Aktivitas pendukung perikanan seperti docking, galangan, bengkel mesin, dan lain-lain, juga ikut terganggu. Pada akhirnya berdampak pada berkurangnya minat investor di sektor tangkap,” aku Afzan.
Mengenai rencana pembangunan pelabuhan on shore, Afzan menaruh harapan bisa terwujud. Pihaknya siap bersinergi baik dalam hal pengkajian maupun penyediaan lahan untuk lokasi pembangunan. Menurutnya keberadaan pelabuhan on shore akan mendorong tumbuhnya sektor perikanan tangkap ke depan.
Gufron/Red/JMI
0 komentar :
Posting Komentar